Sudah sejak lama, tapi rasanya ingin disimpan saja.
Tapi kali ini sudah tidak ada ruang lagi untuk menyisipkan penat.
Semua sudut sudah terisi penuh.
Aku bukan satu-satunya, yang merasa semakin tidak produktif dikala PSBB, di kala social distancing, dikala kerja #dirumahaja; walau tanpa adanya mereka dahulu, aku, dan mungkin kita, tidak seproduktif adanya.
Dari awal social distancing dan kerja dari rumah ini diadakan, concernku hanya satu dan masih satu: menjaga diriku agar tetap waras, menjaga segala kegelisahan dan kecemasanku dalam rentang yang normal, tidak mencapai puncak, atau aku akan kelelahan menangani diriku sendiri.
Mungkin ini juga terjadi dengan kalian yang merasa segala kegelisahan, kecemasan, kekuatiran, sudah diambang rata-rata. Saranku, carilah seorang teman terdekat, cerita sepuasnya, tidak perlu ada jawaban, tidak perlu harus segera diselesaikan, luangkan isi hati dan pikiran, menjadi tenanglah walau hanya sesaat.
Concern tentang menjaga diriku tetap waras sudah ada sejak Maret, sampai akhirnya yang kutakutkan terjadi. Semakin kesini, beberapa dari kita mulai mengangkat isu kewarasan diri ini sebagi concern utama, psikis kita muali terganggu, semakin cepat merasa lelah, semakin sensitif, mudah sekali menyerah, kehilangan harapan, dan banyak gejala gejala lainnya yang peru kita sadari sejak dini dan atasi.
Untuk kamu yang merasa lelah,
Untuk kamu yang merasa putus asa,
Untuk kamu yang merasa tidak berguna,
Untuk kamu yang kehilangan harapan,
Untuk kamu yang berhasil menjaga diri untuk tetap sadar,
Kamu tidak sendirian.
Kita semua sedang menghadapi ini.
Kita semua sedang berada di fase ini.
Carilah seorang dua orang teman.
Berbagi dan ijinlah untuk bersandar sejenak.
Bersabarlah pada diri, berilah pengertian lebih.
Kamu tidak sendirian.
Jangan terlalu kerasa pada diri dimasa masa seperti ini.
Tidak menjadi produktif, tidak masalah.
Kamu masih menjadi manusia dengan jiwa sadar saja, sudah jauh lebih dari cukup.
Kita mulai lagi dari awal,ya.
Kita belajar lagi.
Belajarlah untuk melepas.
Belajarlah untuk jauh lebih lapang dada.
Belajarlah untuk memahami, kita semua sedang di uji.
Bersabarlah akan keadaan.
Bersabarlah sebentar lagi.
Sebentar lagi.
Comments
Post a Comment