Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2018

Ketidakjelasan Kesekian #4 /Poem/

Sampai sekarang aku heran Mengapa wanita mendambakan cinta Mengapa bukan logika saja? Mengapa otak kita berbeda? Haruskah penuh dengan perasaan? Mungkin. Memang sudah ditakdirkan. Hanya saja siapa yang mengerti? Toh kita bukan pencipta. Ijinkan aku menganalisa Mengapa mencinta dan bercinta bisa menjadi sepenting ini dalam hidup manusia Apa semua hanya tentang rasa bahwa engkau diinginkan? Bagaimana jika itu nafsu belaka? Lalu bagaimana membedakannya? Up. And Down. Ada yang bilang,  cinta soal menerima Ada yang bilang,  cinta tak suka berburuk sangka Ada juga yang bilang,  cinta soal melepaskan Seperti rumah. Jika kamu memberikan kenyamanan,  maka cinta yang tepat akan selalu pulang Untukmu, Yang bertengkar dan bergumam dengan jarak,  hati-hatilah menjaga hati Tidak kah kau tau, bahwa zaman sudah beda Ketidak-kuatan iman dapat menggoyahkan cinta Harta.  Tahta.  Wanita Lalu lelakimu ada dibagian mana? Jangan kata aku asumsi,  namun,  ya bisa saja

Pelajaran yang Saya Dapatkan Selama Pengangguran (Dan Masih Pengangguran)

Kalau dihitung-hitung, saya udah tiga bulan menjadi pengangguran, karena terakhir kali diwisuda waktu itu   bulan November 2011. Sebenarnya saya tidak officially pengangguran, karena punya penghasilan sampingan: dari ngajar, bisnis Nu Skin, Menulis, Translator dan banyak lainnya. Saya berusaha untuk tidak membiarkan masa-masa pengangguran saya ini tidak di-isi dengan kegiatan yang bermanfaat dan berkualitas. Pendek cerita, saya adalah anak perempuan yang besar dengan kekangan. Tidak heran saya “cukup bandel” waktu didunia perkuliahan, banyak sekali “peraturan rumah” yang terkadang saya langgar demi memuaskan fase “ingin mengaktualisasikan diri” saat itu. Jujur, sulit untuk mengerti bahwa   orang tua punya alasan untuk melakukan kekangan dan banyak peraturan, katanya ya, memang beda-beda cara orangtua dalam mengekpresikan rasa sayang pada anaknya, sekalipun itu dengan tindakan kekangan dan banyak peraturan. Hal ini membuat saya sedikit kesal dan berkata pada diri “suatu saat kela

JADI KAMU MAU PILIH PASANGAN DENGAN PROFESI PERAWAT ATAU “KANTORAN”?

Terbersit di pikiranku tentang bagaimana seorang lelaki memandang profesi yang harusnya dan mungkin akan, dan mungkin tidak, menjadi jalan hidupku kelak. Aku  mencoba bertanya kepada beberapa pria “nanti jika disuruh  memilih untuk memiliki pasangan, maka kamu akan pilih pasangan yang ‘kerja kantoran’ atau seorang perawat?” ‘kerja kantoran’ yang dimaksud adalah kerja apa saja asal dikantor, bisa jadi mereka yang bekerja sebagai PNS, BUMN, SWASTA, atau apa saja yang bekerja dikantor. Lalu apakah jawaban mereka? “karena menurut saya, dari cara mereka menjawab, kurang lebih sudut pandang mereka akan terlihat seperti apa, dan kepribadian yang bagaimana”; ini mah teori saya saja sih. Jadi, beginilah reaksinya: I: “jujur nih ya, dari naluri? Aku sih pilihnya perawat. Karena aku merasa wanita kantoran belum bisa jadi ibu yang baik. Karena kalau suami istri bekerja berdua, kemungkinan akan memiliki ego yang sama. Dan keduanya mempunya sifat sosial yang kurang. Lebih prefer sih

Ketidakjelasan Kesekian #3

Kita semua dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tinggi.   Hanya saja,  beberapa dari kita lebih meninggikan ego sipemalas yang sama Sekali tidak tahu tentang apapun,  kecuali dirinya sendiri.  Aku berharap pada langit,  semesta alam,  apa bisa jika suatu hari nanti aku mampu membaca detail isi didalam pikiranmu.  Tentang apa yang kau pernah bayangkan,  tentang bagaimana aku dulu pernah mengisi hari harimu,  tentang bagaimana akhirnya aku sudah menjadi bayangan saja. Gelap.  Bahkan tak berniat untuk kau lihat.  Aku ingin menelusuri setiap elok jalan pikiran manusia.  Tentang bagaimana mereka menciptakan sebuah persepsi.  Tentang bagaimana akhirnya sebuah rasa bisa timbul tanpa diduga.  Bisa juga hilang seketika tanpa rencana.  Andai saja kemampuan itu beneran ada.  Aku ingin rasakan bagaimana sehari saja,  menjadi proffesor Charles Xavier.  Bisa membaca pikiran siapa saja.  Masuk ke dalam pikiran siapa saja.  Memberikan pesan hanya dengan sedikit berkonsentrasi.  Pu

Aku Mengucap Syukur

Aku mengucap syukur pada Tuhan,  sudah diberikan pemikiran positif luar biasa Aku mengucap syukur pada Tuhan,  untuk keluarga yang senantiasa ada disekeliling Aku mengucap syukur pada Tuhan,  untuk kasih sayang dariNya yang tidak pernah ada habisnya  Aku mengucap syukur pada Tuhan,  untuk sahabat yang masih sedia memberi pundak untuk berlabuh.  Memberi telinga untuk mendengar.  Memberi raga dalam pelukan Aku mengucap syukur pada Tuhan,  untuk jawaban akan semua penantian.  Jawaban akan semua pertanyaan yang berputar dikepala Aku mengucap syukur pada Tuhan,  untuk hati yang telah patah, sebagai salah satu jalan bahwa aku masih berada pada orang yang salah Aku mengucap syukur pada Tuhan,  untuk setiap bantuan tak terlihat.  Untuk setiap orang yang Kau gerakkan hatinya dalam merangkul dan membantuku Aku mengucap syukur kepada Tuhan,  untuk perlindungan akan orang orang yang aku sayang Aku mengucap syukur kepada Tuhan,  untuk segala penghapusan dari k