Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2017

No Pain: No Gain, Ter-PUJI-lah

Dulu saya benci rasa sakit karena itu menyakitkan, tapi lama-kelamaan saya berubah pikiran. Saya, kamu, dan banyak dari mereka yang punya rasa sakitnya masing-masing dikarenakan pengalaman pribadi. Baik itu cinta, pertemanan, perkantoran, perdagangan, dan banyak hal lainnya, yang mengubah seseorang. Kalau kata-kata orang dari internet itu dikenal dengan istilah "pain what makes people change" walau berubahnya bisa jadi makin baik, bisa juga makin buruk. Saya berterima kasih dengan Tuhan karena sudah membuat my pain changes become something better. Walau pada awalnya i can not let that someone hurt me live life happily, tapi saya tahu bahwa hidup ini bukan milik saya. Ketika rasa sakit datang menggebu, aku, kamu, kita, dan beberapa dari mereka akan buta. Fokus pada sakit  hati yang dimiliki masing-masing tanpa memikirkan rasa sakit hati yang lainnya. Fokus kepada kebencian dan keperihan hati yang terluka tanpa berusaha mencari obat penyembuh luka. Segala kebaikan hila

Sepertinya, Seolah- Olah

Aku  melihat diriku sebagai orang yang konyol akhir-akhir ini. Dengan beberapa drama-drama yang aku ciptakan sendiri. Seperti mau memulai untuk menumbuhkan benih yang pada akhirnya tidak tahu bertumbuh menjadi bunga yang cantik entah untuk siapa. Dulu aku kira, bahwa ini tidak mungkin terjadii lagi. Berfikir bahwa sakit hati akan menutup segala rasa ramah dan empati juga belas kasih yang sudah tertanam sejak dini, tapi salah. Semua berubah dan berbalik arah ketika aku menatap sepasang  mata yang entah sengaja atau tidak sengaja terlihat olehku. Apa ini hanya skenario Tuhan belaka? Agar aku berpindah dari tetap duduk-ku yang beralaskan batu tajam-tajam lalu pergi ke taman dan menanam. Hal yang biasa jika lawan jenismu akan bermulut manis, katanya, yang perlu wanita lakukan adalah berpikir lebih kritis sekalipun kata semanis apa yang diucap. Ibarat dia dan mereka pernah bilang "jangan sebut dia lelaki jika tak  mampu menaklukkan hati dengan lidah", bermain kata? sudah

Ter- Aduk- Aduk

Aku tidak merasa seperti biasanya Seperti ada yang ingin datang namu tak pasti-pasti Seperti ada yang ingin datang tapi ragu dan memutar arah kembali Aku baca setiap langkah yang menggelitik Terlihat seperti memiliki sebuah pesan tersembunyi Lalu mengapa harus ragu jika ini sudah pasti Aku merasa ter-aduk-aduk Seperti rasa yang ada namun ragu untuk muncul menampakkan diri Sebuah keraguan dan kekuatiran akan jatuh pada hal yang sama Lalu aku harus apa Dengan adukan menggguncang hati dan raga Menahan segala rasa kuatir yang menusuk meminta kestabilan suasana Apa harus dikata dengan jujur terbuka? Atau diam saja berharap berganti suasana Dengan keadaan yang anehnya luar biasa Jangan kira aku tak bisa menipu diri Menipu hati dengan beberapa gerigi Mengusap bekas menggelitik yang sudah terpercik sedikit demi sedikit Buka saja Kata hatiku dia sudah siap untuk membuka Memulai sebuah rasa yang sudah sempat hancur berantakan Walau ini dia sudah termakan stigma Untuk

Mungkinkah?

Tuhan tidak pernah menghilangkan sesuatu jika tidak menggantinya dengan yang baru dan lebih indah. Itu adalah sebuah kata-kata mutiara yang sering kali muncul dan diucapkan orang lain kepada orang lainnya ketika seseorang tersebut sedang terpuruk. Mari kita hubungkan saja ini dengan sebuah rasa sakitnya patah hati. Saya, kamu, kita semua pasti pernah merasakan sakitnya patah hati. Sakitnya ditinggalkan. Sakitnya diberikan harapan sia-sia. Sakitnya diabaikan. Yang biasanya diakibatkan karena sebuah  kata "pisah". Tak semua dari kita mamu berpindah dengan cepat ketika kit amemang benar-benar berpisah dengan dia yang mungkin masih disayang, waktu dulu. Saya saja membutuhkan waktu 4 bulan untuk benar-benar menyadari bahwa sudah saatnya saya berdiri di kaki sendiri tanpa berharap cinta yang lalu akan datang lagi. sekian bulan setelah waktu tersebut kita akan menyadari, bahwa hal yang wajar untuk bersedih. Hal yang wajar untuk ingin mengulang kembali. Hal yang wajar jika m

Pembelajaran Seumur Hidup

Menjadi orangtua adalah sebuah pendidikan yang tidak formal dan mendapatkan juga mengharuskan kita untuk belajar seumur hidup. Menikahi orang yang yang engkau cintai ataupun tidak, dan berkembang biak akan menghasilkan keturunan sebagai  harapan dari masa tua kita kelak.  Saat saya mengamati kehidupan yang ada, beberapa dari kita yang belum menikah akan hidup se-enak-nya saja tanpa terlalu  memberatkan hati dan beban pikiran, ketika menikah dan memiliki anak, akhirnya kita lebih bisa menghargai orangtua karena sudah merasa, seperti kata pepatah "tak kan mungkin dia mengerti, tanpa pernah merasa". Hal yang diamati selanjutnya adalah kebiasaan orangtua yang selalu menganggap dirinya benar, beberapa orangtua zaman sekarang masih ada  juga yang merasa bahwa zaman ini terlalu edan jika anak dibiarkan berdiri diatas pendirian kakinya, karena orangtua merasa dirinya sudah melewati semua yang ada dan benar selamanya. Oh ya no, ketika ini selalu diterapkan, akan bisa menjadi

............

Kadang kita hanya bisa komen belaka karena orang cintanya putus di jalan tanpa ada latar belakang yang mendukung, atau mungkin ada latar belakang mendukung namun tak masuk logika akal manusia. Ada yang kata, kalau setiap masalah pasti ada jalan keluar. Lalu, kenapa ada perpisahan? kenapa ada kata "meninggalkan"? kenapa ada kata "perceraian"? Lalu dimana fungsi kalimat-kalimat penyemangat seperti "setiap masalah ada jawaban dan jalan keluarnya"? Apa jangan-jangan, itu juga termasuk kedalam sebuah jawaban?

Bukan Zona Nyaman

Sudah lama saya meninggalkan dunia organisasi yang membuat saya suka dan hampir lupa bagaimana sebenarnya tata cara dalam berorganisasi. Saya lagi stase akhir menuju ners dan tidak lagi didalam masa dinas, dan berada disebuah kelompok dengan kebimbangan akan ada tidaknya nyawa seorang ketua. Kala itu, sudah sangat kepepet sekali dan akhirnya emosi saling membeludak, terucaplah keluh kesah antara beberapa anggota akan ketidak-aktifannya anggota lainnya dalam bekerja sehingga dia merasa bahwa dia-dia saja yang  menjadi nyawa dalam sebuah kelompok tersebut, padahal itu adalah nyawa bersama. Saya masih ber-status anak gadis biasa yang dahulunya suka menggebu-gebu dalam ber-organisasi dans ekarang  menganggap diri hanya sebatas kacang-goreng yang merasa tidak berkemampuan apa-apa. Kesimpulan akhir pada hari itu diubahlah sang ketua yang benyawa tak bernyawa mundur perlahan dengan alasan bukan tipe orang yang suka memerintah tapi lebih suka diperintah. Tidak suka pekerjaan yang terlalu

12 MEI 2017, Hari Perawat Sedunia

Selamat hari perawat sedunia saya ucapkan pada hari  dan tanggal yang sudah lewat tepatnya tanggal 12 Mei 2017 lalu. Tidak terasa nama perawat semakin tahun semakin baik dan berusaha semakin lebih baik lagi. Menjadi seorang perawat itu cukup penuh tantangan sekali, walau saya hanya masih mahasiswa training, tapi saya bisa bayangkan seperti apa rasanya menjadi seorang pegawai di rumah sakit nantinya. Merawat orang yang kamu bahkan tidak kenal siapa, seperti memberikan rasa sayang ke setiap bayi yang kmu jumpai. Siapapun mereka, bayi siapapun mereka, difikiran ini pasti yang terlintas adalah "kasihan sekali, dia harusnya dirawat, dia pasti merasa bahagia jika merasa dicintai"  karena kita manusia, insan ciptaan Tuhan, punya naluri. Sama hal-nya dengan pasien yang dirumah sakit. Terkadang yang kereka butuhkan bukanlah obat-obatan yang bertubi-tubi dalam proses kesembuhan, yang dibutuhkan lenih dari itu, rasa perhatian, rasa kasih sayang, rasa cinta yang diberikan, juga

Menulis, ya!

Saya juga tidak tahu mengapa suka menulis hingga saat ini. Tapi ada yang bilang bahwa menulis itu akan membuat kamu semakin kreatif, perlahan lahan tapi pasti. Menulis kadang sudah, sebenarnya susah pada awalnya, namun ketika menjadi kebiasaan maka semuanya menjadi lebih mudah, bahkan dirindukan. Ada apa dengan kita jika menulis? Halangan setiap orang dalam melakukan sesuatu biasanya cuman satu, MALAS. Dan saya sendiri juga kadang merasa tak mampu lagi untuk menahan rasa malas yang ada didalam diri saya, padahal saya sendiri punya target bahwa tulisan di buku saya harus selesai di tahun ini. Kalau bisa sebelum akhir tahun agar dapat diterbitkan dan dijadikan hadiah untuk diri sendiri di akhir tahun. Saya mungkin bukan orang yang pandai memotivasi orang lain, tapi saya memang orang yang suka banget cerita apalagi kalau interest saya dan dipendengar ga jauh beda. Pasti akan ada percakapan panjang ga berhenti-henti. Kali ini niat  nulis saya numbuh lagi setelah lihat tulisan tema

L A G I

Aku merindumu lagi Melewati beberapa tahap dalam hidupku untuk mencapai waktu itu Aku tahu Dia selalu punya rencan yang tidak bisa diduga Lalu rindu ini, datang kembali, lagi Kau bahkan tak merindu Atau karena kau sedang sibuk mencari ini itu Kelak kita bertemu Kau sudah siap untukku Mari main tebak-tebakan Bagaimana rupamu Bagaimana rupaku Apa kita akan mirip nantinya? Kata orang kalau berjodoh akan mirip Atau? Karena mirip akan berjodoh? Ketika aku ingin mendoakanmu Aku bahkan tak tahu bagaimana mendeskripsikan dirimu Terima kasih telah menjadi baik Menjadi tempat bersandar paling adem Walau rindu ini akan selalu ada lagi, dan lagi Setidaknya kau tak lupa untuk kembali jika sudah meranah terlalu jauh Bagaimana dengan rindu yang lagi dan lagi Apakah sudah cukup untuk menghampiri? Atau ada rencana untuk datang lagi? Membiarkanku  melabuh tak berpelabuhan