Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2016

Profesi Ners on Diary #1

Ga pernah nyangka bahwa semua bakalan seperti ini, tau ga sih, ketika banyak mahasiswa yang salah jurusan dan terpaksa ngejalaninnya walau ga sepenuh hati, namanya juga paket, mau ga mau profesi harus diikutin. Kurang lebih setahun kita akan mengabdi, merawat pasien, dan memberikan penyuluhan. Hari pertama masuk rumah sakit awalnya bingung, karena waktu kukiah di fakultas keperawatan kita tuh jarang yang namanya tindakan "direct to patient". Kita banyakan ke bantalan, ke boneka, dan tangan, badan, maupun kaki yang cuman mainan. Ketika tiba dirumah sakit rasanya jleb, ketika yang dijumpai adalah manusia yang it means kita bakalan hati hati. Kita pegang nyawa. Kalau biasanya kaka perawat bilangnya "kita ini pegang manusia ya dek, orang, bukan boneka. Yang kita pegang juga nyawa, jadi hati hati dalam memberikan tindakan". Sehari dua hari sudah mulai terbiasa. Terorientasi dengan kondisi ruangan yang sedang dijalani, berhubung tiap minggu kita bakalan gan

Bukan persinggahan ; Ini Ketulusan

Aku pernah berkata pada diri sendiri untuk tetap kuat. Saat dimana kita berpisah dan memutuskan untuk tidak bersama lagi. Merasakan dunia hanya dihuni malam sana. Merasakan dunia hanya dihuni hujan saja. Bermusim satu, musim hujan. Setiap hari aku berpikir susah payah dalam mencerna akan apa yang harus hatiku lakukan. Memikirkan semua kejelekanmu dan menimbulkan rasa benci didadaku. Bergejolak ingin sekali memukulmu tepat diwajah itu.  Hati yang tersimpan didalam sobekan masih tertutup rapi. Mengamankan posisi. Kelak rasa itu timbul kembali, walau dengan harap kita tak usah bertemu dan bersama lagi. Bukankah tidak adil ketika kamu datang kembali? Merogoh dan menyentuh langsung tepat pada hati dalam sobekan. Meninggalkan benih bertumbuhkan bunga. Menyiram banyak, memekarkan diri. Aku lupa untuk berkompromi dengan hati. Bahwa ini tak seharusnya terjadi. Memekarkan benih bunga yang tak kujatuhkan dengan sendiri. Ini tidak adil. Jangan datang lagi jika hanya ingin pergi.

Siapa yang tahu (?)

Siapa yang tahu bahwa kamu mau Siapa yang tahu ini semua benar Siapa yang tahu harapan yang ada mampu terbunuh kembali Menjadi sejati juga tak salah Menerapkan prinsip berdasarkan kasih Tetap menetap walau teriris Siapa yang tahu aku tetap mau Siapa yang tahu aku seharusnya berdiam Meninggalkan kisah, membiarkan debu Buang saja semua bual Harapan dalam telah berkerak Berkarat bagai besi keseringan disiram airnya Sudah cukup sudah Siapa yang tahu kita harus apa Karena dunia menikmati misterinya Menciptakan tanda tanya sebanyak yang dia bisa

Aku Harap... Kamu tidak bosan

Aku suka buta Melangkah tanpa melihat Memilih menutup mata Menikmati setiap apa yang kurasa Aku suka lupa Mengabaikan bisikan yang Kamu berikan Demi menyelamatkan arah hati yang kunikmati dan hilang Tersesat tanpa arah Aku harap Kamu tidak bosan Menggenggam aku tanpa lengah Membalikkan arahku ke jalan yang benar Mencondongkan telingaku pada bisikan jalan benarMu Aku harap Kamu tidak bosan Menepuk pundakku untuk berbalik Mengangkat wajahku dan mengusap Merangkul erat tanpa lepas Bukankah aku memang selemah ini tanpaMu Ego tinggi yang membawaku terlalu jauh Angan angan hampa berterbangan Ingin kugapai satu- persatu tanpa daya Aku harap Kamu tidak bosan Membuka mataku dan menatap Mengangkat wajah dan menghusap Menggenggam tanganku dan berjalan bersama Terima kasih karena tidak memiliki alasan apapun Untuk pergi jauh meninggalkanku Untuk mengabaikanku Aku harap Kamu tidak bosan Aku harap... Kamu tidak bosan.

"Sebelum meninggal, kata Mama : Jadi dokter saja ya nang"

Terlalu asik mengeluh akan kehidupan yang dijalani, kita lupa kalau ada yang lebih menyedihkan kondisi hidupnya dari pada yang kita alami, bahkan bisa saja dikondisi sekritis yang ada, sesungguhnya mereka masih mensyukuri arti kehidupan. Hari ini saat saya dinas dirumah sakit, saya bertemu dengan dua anak kecil, lelaki dan perempuan. Si kakak bernama Diana  sang gadis berumur 9 tahun dan si adik bernama boston yang berumur 4 tahun. Lalu saya bertanya mengapa mereka berdiri dan tidak bersama orangtua. "Adik, ibunya dimana?" Lalu dia jawab, "ibu saya sudah meninggal" dan saya pun terdiam. Diana bilang, dia ada 6 bersaudara. 2 sudah meninggal, dan juga ibunya yang katanya meninggal saat dia masih belia dikarenakan "jantung bocor". Sekejap tenang dan diam. Ketika gadis sekecil dia yang tinggal satu satunya perempuan sudah dapat menjaga adiknya yang masih berusia 4 tahun tanpa sifat kasar sedikitpun. Sudah dua hari Diana tidak masuk sekolah karena

Tanpa Penjelasan

Mari kita hitung pisah ini bagai windu Bukankah sudah terlalu lama Bahkan sudah tak tersadarkan Sudah tak tersentuh Bukankah windumu tak berasa Bahkan tak beranggap Meninggalkan sesuka hatimu Tanpa penjelasan baik buruk ini Taukah kau winduku sudah jadi debu Berendam menjadi dendam Tak berharap pernah baik akan masamu Setidak baik peninggalan tanpa penjelasan Bukankah sayapmu kini sudah jauh? Bertemu dengan penjelasan baru yang kucari sendiri Dan kini dendam windu sudah menggebu Mengucap kutuk akan pernah hadirnya dirimu Bantu aku buang jauh sampah ini Sampah tanpa penjelasan yang kau anggap tak berguna Bak habis manis sepah dibuang Tak-kah kau anggap akan murka dan karma? Biarlah tanpa penjelasan ini banyak mengetukmu Mengetuk pintu hatimu Membakar segala egomu Membuang segala sampah ego-ku

Dear, Malam.

dear malam, sampaikan pada bintang bawa aku merindu walau hari ini tak datang terangnya masih saja sampai dear malam, bilang pada bulan walau dia tak gerhana dia tetap saja indah walau dia tak bulat sempurna dia menghiasi malam tanpa menyerah dear malam, bukankah kita terlalu sering bergumam mengakiri segala penyesalan dan memulai harap selalu, pada malam selalu dear malam, sudah cukup rintih ini kisah kisah yang kucerita kubisikkan pada telinga hingga engkau bahkan tampak lelah sudahlah, malam selamat jalan kubur semua memori yang ada karena aku sudah tak suka dear, malam.