Saya selalu percaya bahwa hidup
kita Cuma sekali. Isilah dengan hal positive sebanyak yang kamu bisa. Apalagi
jika orangtuamu memberikan kebebasan dengan istilah “bebas bertanggungjawab”
(jika kamu pernah dengar istilah ini berarti main kamu udah cukup jauh); maka
manfaatkanlah itu, lebarkanlah sudut pandangmu, dan bertemanlah, lalu
mendengarlah, sebanyak yang kamu bisa lakukan.
Hal positive yang dapat saya
lakukan hari ini adalah demo teaching. Yey! Saya tamat dengan background titel
kesehatan. Bahkan saya belum pernah mengajar kelas sebelumnya. Pernahnya ngajar
namun hanya face to face; eyes to eyes (kelas private). Dalam hal mengajar
tentu berbeda rasanya jika mengajar dengan kelas yang ramai, dibandingkan
dengan mengajar hanya 1 atau 2 murid, yang biasanya akan lebih dekat dan
pendekatan lebih intens.
sumber: google
Dengan ilmu yang lupa-lupa ingat.
Tapi tentunya saya belajar dong sebelum demo teaching. Saya ga akan biarkan
diri saya kelak memberikan informasi yang salah dengan murid yang akan saya
temui. Saya berusaha mengerti semuanya sebisa saya, lalu saya pastikan tidak ada
yang missing.
Kali ini saya diberikan tugas
untuk mengajarkan “reading comprehension”. Awalnya saya takut, karena jujur,
reading saya lemah. Karena anggapan saya reading itu udah semacam reading
text-nya versi TOEFL dan IELTS yang saya temui. Dan, ternyata saya salah.
Nyatanya, yang saya hadapi ya reading khusus untuk anak primary, which is “well,
I can handle this”. Sebelum panic saya reda, saya konsul dulu dengan kakak saya
tentunya. Yang sudah jadi guru bertahun-tahun. Dan lebih mengerti. Dia mengarahkan
saya untuk searching tentang topic reading yang tidak susah, dan juga tidak
terlalu mudah. Cari teks yang kosa katanya tidak terlalu rumit, namun menambah
kosa kata mereka.
Saya pun mencari. Terima kasih
mbah google, segala pekerjaan lebih gampang. Materi saya pun dapat. Tentunya
saya hanya tinggal mempelajari, dan menyusun lesson plan yang ditugaskan untuk
saya kerjakan sebelum kelas dimulai. Awalnya takut, masih takut. Padahal masih
belajar sendiri dirumah. Yang diajarin juga anak-anak. Seharusnya bisa lebih
take it easy, cuman saya ragu. Takut muridnya lebih pinter dari saya. Kan malu.
He He He
sumber: google
Sudah pukul 16.00. Saya mengajar
dibagian English course pada sore hari. Saya ditempatkan untuk mengajar anak
kelas sekolah dasar tingkat 5 dan 6. Awalnya kami canggung- canggungan. Sampai
akhirnya saya diperkenalkan oleh teacher sebelumnya bahwa saya yang akan
membawa pelajaran disore hari ini. Dan saya pun memulai. Untuk memecahkan
kekakuan, saya menanyakan kabar. Mengandalkan senyuman yang tidak henti-henti,
berusaha menutupi nervous yang saya miliki. Lama-lama saya mulai mempersantai
suasana. Nervous yang saya miliki perlahan hilang. Ditambah lagi dengan
murid-murid yang “well- arranged”. Baik banget. Mudah mengerti. Dan tidak
terlalu naughty. Untuk this- first- impression- meeting, I love them!
Diakhir pertemuan perpisahan,
saya sedikit mengajak mereka untuk bercada gurau. Syukurnya mereka juga welcome
semua. Anaknya lucu lucu. Yang lebih penting lagi, mereka menyukai saya! OMG.
Semoga mereka tidak bohong.
Manatau kan, supaya saya senang aja.
Akhirnya saya mendapat sejumlah
koreksi dari supervisor yang tadi memantau saya selama demo teaching. Saya sendiri
mengakui bahwa segala koreksian yang diberikan memang betul. Saya masih banyak
melakukan beberapa repetition. Waktu ditanya puas atau tidak dengan penampilan
pertama saya ini, ya tentu jawaban saya tidak. Karena saya tahu bahwa saya
mampu lebih baik dari ini.
Sekian kisah pengalaman pertama
saya di demo teaching ini. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya. Selamat membaca!
Jangan lupa follow blog saya juga ya. Stay positive, good people.
Comments
Post a Comment