Skip to main content

Bercita-cita Menjadi Sutradara? Yuk Kepo-in 6 Tugas - Tugasnya!


Nonton bioskop sudah  menjadi kebiasaan setiap orang. Ada yang memang hobby, ada yang menjadikan nonton bioskop atau movie lainnya sebagai pelampiasan penat dan bosan yang menghantui. Alur yang menegangkan, scene yang tidak tertebak, adegan-adegan yang luar biasa keren, sampai audio- audio yang hilang timbul demi membantu mendukung suasana yang sedang terjadi didalam cerita.

Pernahkah kita berfikir siapa dibalik semua hal tersebut? Menciptakan sebuah kreasi yang bahkan kita sendiri belum mampu melakukannya. Dengan bantuan kreativitas dan ide-ide pendukung membuat semua terlihat lebih hidup, berkat si dalang, sutradara.

Menurut KBBI, Sutradara (sut.ra.da.ra) adalah orang yang memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistic dan teknis dalam pementasan drama, pembuatan film, dan sebagainya. Lalu apasih yang membedakan tugas-tugas sutradara dengan rekan-rekan perfileman lainnya? Check this out!

Related image

1. Memahami Naskah
Naskah yang sudah dipilih oleh sutradara harus dipahami terlebih dahulu, tentunya sutradara sudah membaca penuh dan mengerti alur dari scenario cerita, begitu juga latar belakangnya, yang biasanya akan memicu ide-ide untuk membuat film tersebut lebih hidup dimata penonton.

2. Menafsirkan Naskah
Tak cukup hanya memahami naskah, seorang sutradara juga harus mampu dalam menafsirkan naskah tersebut. Dapat merasakan emosi yang diberikan disetiap alur cerita. Sutradara juga dituntut untuk mampu mengenali unsur-unsur penting seperti: plot, karakter, ide, penggunaan bahasa yang tepat, unsur musik pendukung dan spektakel yang akan  membantu sutradara memvisualisasikan cerita.

3. Memilih dan Menentukan Pemeran
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang sutradara, karena tidak semua orang mampu untuk menghidupkan cerita lewat adegan. Sutradara akan memilih pemeran berdasarakan tokoh yang sudah tertera di dalam naskah, menentukan watak masing-masing dari pemeran, dan memastikan pemeran tersebut mampu dalam melaksanakan tugasnya. Tidak jarang dari kita mendengar “Open Casting” sebagai salah satu cara untuk mengetahui karakter apa yang paling cocok dimainkan oleh masing-masing kandidat.

Terdapat beberapa macam casting yang bisasnya dilakukan oleh sutradara, seperti:
  •  Casting by ability: berdasarkan kecakapan seseorang. Yang paling baik mengambil peran yang sukar atau pemeran utama.
  • Casting to type: berdasarkan kondisi atau kesesuaian pemain dengan tokoh yang akan diperankan.  Misalnya kesesuaian fisik, dan karakter.
  • Antitype casting atau educational casting: berkebalikan dengan casting to type, tipe casting ini berdasarkan kondisi yang bertentangan antara tokoh yang diperankan dengan pemerannya. Dengan melakukan hal ini, pemeran dapat lebih mengeksplor dirinya.
  • Casting to emotional temperament: berdasarkan kesesuaian emosi dan tempramen pemeran dengan tokoh yang akan dimainkannya. Pemeran yang memiliki kondisi keseharian yang mirip dengan tokoh akan lebih mudah menjiwai perannya.
  • Therapeutic casting: dilakukan untuk terapi terhadap pemeran dengan memerankan tokoh yang bertentangan dengan watak aslinya. Ini dapat dilakukan jika sutradara telah sangat mengenal dan mengerti kondisi para pemainnya. Biasanya dilakukan dengan tujuan menyembangkan kondisi kejiwaan para pemain. 

4. Menyusun Mise En Scene
Setelah mendapatkan pemeran yang mampu menghidupkan tokoh didalam cerita, sutradara melakukan Mise En Scene. Tidak hanya kepada pemeran, namun kepada kru-kru lainnya, sutradara juga memberikan Mise En Scene demi scene yang akan dijalankan.

Mise En Scene yang dilaksanakan oleh sutradara tersebut meliputi pengelompokan pemain, pembagian tempat kedudukan pemain, mimic muka, timing saat masuk dan keluar, bagaimana penempatan dekorasi panggung, posisi pemain, pemberian warna ataupun bentuk pakaian pemain dengan ekspresi kontras, efek cahaya yang ditimbulkan; dilaksanakan saat siang atau malam, penguatan atau pelonggaran kedudukan pemeran, keseimbangan komposisi pentas, dan banyak hal lainnya yang berkaitan dengan scene setiap cerita.

5. Menguatkan atau Melunakkan Scene
Dalam setiap cerita, ada yang namanya klimaks, baik di klimaks tersebut berakhir bahagia, atau mungkin menyedihkan. Menguatkan atau melemahkan scene ini bertujuan untuk menegaskan hal tersebut. Menguatkan atau melemahkan scene dapat kita jumpai dalam film, misalnya: Adanya penerangan yang hidup–redup, yang biasanya menegaskan bahwa suasana yang seram, atau, yang sudah biasa kita dengar, adanya  music disela-sela scene, tentunya music yang  mendukung scene yang berlangsung. Disitulah penguatan dan pelunakan scene bertugas.

6. Menciptakan Aspek Laku
Sutradara juga berkewajiban dalam membantu para pemeran menciptakan aspek laku. Yang dimaksud dengan aspek laku tersebut ialah sebuah acting yang simbolik, yang lebih kreatif saat memerankan tokoh cerita. Memberikan improvisasi saat melakukan adegan scene. Dengan adanya aspek laku ini, para pemeran memiliki nilai tersendiri dimata penonton, dikarenakan suasana yang semakin hidup karena improvisasi acting yang diciptakan oleh pemeran.

Related image

Menjadi sutradara tentunya mengasikkan, dengan kemampuan yang unik, mulai dari memilih naskah, menafsirkannya, memilih pemain yang cocok sesuai dengan tokoh cerita, mise en scene, menguatkan dan melunakkan scene, bahkan menciptakan aspek laku sudah menjadi kewajiban mereka.

Tidak berhenti disitu saja sutradara tentunya harus mampu menjalin kerja sama dengan beberapa pihak demi terselanggaranya scene yang maksimal. Baik itu kerja sama dengan bagian pementasan, bagian desainer, penata artistic, dan rekan-rekan lain yang tentu sama pentingnya dalam menciptakan sebuah film. Menyatukan seluruh elemen tersebut dalam pentas menjadi tantangan tersendiri bagi seorang sutradara, kemampuan mengorganisasi yang baik tentunya akan membantu penyelesaian cerita dengan maksimal.

Hal-hal diatas tentunya bisa dengan mudah dipelajari jika sudah niat dan usaha mewujudkannya. Melalui SAE, kita yang ingin menjadi sutradara dapat belajar dengan mudah, mendapatkan fasilitasi sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Karena untuk menjadi tajam harus di asah terlebih dahulu. Semakin tekun, semakin mampu.

SAE Merupakan lembaga terkemuka didunia dalam industry pendidikan media kreatif. Mereka menawarkan program sertifikat, diploma, dan sarjana dalam disiplin Animasi, Audio, Film, dan Bisnis Musik. Gelar Sarjana SAE sudah divalidasi oleh Middlesex University London. 



Comments

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Beruntungnya Memilikimu, Ini 10 Lagu yang Menggambarkan Perasaanku

Siapa sangka dizaman semaju ini, bahkan anak sekolah dasar saja sudah mengenal cinta ataupun istilah pacaran di dunia mereka. Walau memang sekolah dasar aku juga sudah mulai tertarik dengan yang namanya lawan jenis, tapi semua berbeda dengan tahap yang memang seharusnya. Saat itu, masih sekolah menengah pertama ketika pertama kali aku melirikmu, walau hanya dengan tatapan sekilas tapi aku tak pernah tahu ternyata kamu bukan cinta monyetku. Seiring dengan waktu, aku hanya merasa bahwa kamu milikku. Tak pernah tahu nyata atau tidak,  indah atau tidak, jelas atau buram, hanya saja hati selalu berkata bahwa kita memang selalu satu. Tatapan yang berbeda hari demi hari menunjukkan adanya sinar menuju arah terang yang membuatku selalu merasa berbunga setiap hari, dengan hayalan dan imajinasi nan tinggi yang selalu aku asah setiap hari. Tak tahukah kamu,  10 lagu ini akan selalu mengingatkan hatiku pada dirimu : Nothings  Gonna Change sversinya westlife yang feat dengan Diana ros

Pengalaman Pertama Demo Teaching: It was Fun!

Saya selalu percaya bahwa hidup kita Cuma sekali. Isilah dengan hal positive sebanyak yang kamu bisa. Apalagi jika orangtuamu memberikan kebebasan dengan istilah “bebas bertanggungjawab” (jika kamu pernah dengar istilah ini berarti main kamu udah cukup jauh); maka manfaatkanlah itu, lebarkanlah sudut pandangmu, dan bertemanlah, lalu mendengarlah, sebanyak yang kamu bisa lakukan. Hal positive yang dapat saya lakukan hari ini adalah demo teaching. Yey! Saya tamat dengan background titel kesehatan. Bahkan saya belum pernah mengajar kelas sebelumnya. Pernahnya ngajar namun hanya face to face; eyes to eyes (kelas private). Dalam hal mengajar tentu berbeda rasanya jika mengajar dengan kelas yang ramai, dibandingkan dengan mengajar hanya 1 atau 2 murid, yang biasanya akan lebih dekat dan pendekatan lebih intens. sumber: google Dengan ilmu yang lupa-lupa ingat. Tapi tentunya saya belajar dong sebelum demo teaching. Saya ga akan biarkan diri saya kelak memberikan informasi yang s

Pengalaman Join TOASTMASTER

Saya rasa teman- teman sekalian sudah pernah dengar ya tentang Toastmaster. Tapi kali ini saya akan menceritakan ulang taaupun menjelaskan kembali apa yang saya tahu dari sudut pandang yang saya miliki. Toastmaster adalah sebuah club internasional yang berada hampir dibeberapa negara besar, dan juga dikota-kota besar disebuah negara tersebut. Toastmaster juga dikenal sebagai organisasi nirlaba Internasional yang berasal dari Amerika Serikat dengan misi utama menyiapkan lingkungan dan situasi belajar yang positif dan menunjang pengembangan kemampuan komunikasi dan kepemimpinan para anggota yang berada didalamnya. Nah, berhubung saya dimedan, jadi saya ceritakan tentang kota ini saja ya. Nah di medan ini ada beberapa club toastmaster, walau saya belum tahu semua namanya, namun akan saya sebutkan beberapa, seperti: Medan First, Titanium, Phoenix, Medan Miracle Pidato Club, Polonia Toastmaster Club, dan mungkin ada lainnya tapi saya tidak tahu. Tiap-tiap club ini ada yang memiliki