It’s a boy! Aku senang waktu itu aku
mimpi bahwa aku melahirkan anak laki-laki dengan pasangan dimasa lalu, jangan Tanya
kenapa aku tahu siapa bapaknya. Lah? Pada mimpi itu, ada seorang wanita tua
yang mengajak aku berbicara, “selamat ya, anaknya tampan, berapa umur kamu
sekarang?” lalu aku menjawab, bahwa aku berumur 23 tahun, yang saat mimpi itu
terjadi, umur aku masih 19 tahun. Sebenarnya aku penasaran, kenapa harus di
umur 23 aku memiliki anak laki-laki yang tampan itu.
Aku tetap menjalani hidup seperti
biasanya, mengangap semuanya berjalan dengan baik-baik saja. Tentunya saat umur
19 tahun itu aku cerita dengan pasangan masa lalu tentang kelahiran bayi yang
tampan itu, kalau tidak salah, dia tidak menanggapi apa-apa, mungkin dia hanya
menganggap itu sebagai mimpi belaka. Tapi entah kenapa, disetiap tahun
bertambahnya umur, aku selalu mengingat dan berpegang akan mimpi memiliki anak
tampan itu, karena aku percaya bahwa pasti ada pesan. Yang kata orang, kalau
kamu memiliki anak, biasanya artinya lebih ke hal yang negative, yaitu beban,
kata mereka sih begitu.
picture from google
Tepat di tahun 2016, kami
berpisah, dengan keputusan yang mungkin sudah difikirkannya dengan matang.
Berat untuk aku akan keputusan ini, walau pada akhir 2015 aku pernah berkata
padanya, “aku takut tahun 2016 datang, kayaknya bakalan ada sesuatu yang berat
akan terjadi”, kataku. Lalu dia berusaha menenangkanku, waktu itu kami
berbincang lewat telefon, “aku kan ada”, katanya, dan aku merasa sedikit lebih
tenang menjalaninya. Tidak lama berbulan setelahnya, apa yang aku rasa sebagai
sesuatu yang berat memang terjadi. Campur aduk, aku gatau apakah aku harus
senang atau ga, jauh dilubuk hatiku pernah terbersit sebuah bissikan “udah
pisah aja”, “udah lepas aja”, karena sebenarnya berat untuk menjalaninya dengan
jarak. Dan aku pun terima. Terima hanya untuk sementara.
Tahun yang baru 2017 pun datang, berat rasanya untuk
tidak mengindahkan segenap rasa rindu yang membendung. Ingin berkata Hai tapi
segan. Ingin bertukar sapa tapi takut untuk memulai. Pada akhirnya, aku
memulai. Dengan tujuan, “sudahlah rasa rindu, kali ini saja ya, asal kau sudah
reda dan jangan muncul kembali”. Senang. Sudah lama kita tidak bertukar sapa
bukan? Syukurnya, dia tetap menjadi dirinya dan tidak mengindahkan segala “sifat buruk” yang sepertinya cuman dia yang tahu. Karena
waktu itu, aku yang suka ngilang timbul, padahal seharusnya komunikasi baik
tetap bisa berjalan, hanya saja kala itu, mungkin aku belum mampu. Sampai suatu
hari hati aku terketuk dan ingin menegur sapa, dan aku diterima dengan tangan
terbuka. Aku senang. Sudah lama rasanya ya.
Sebelum aku memiulai untuk berkomunikasi lagi, sebelum aku turn 23, dan mimpi itu
datang lagi, I was having a handsome baby boy! Karena penasaran, aku buka
google and find out, apasih artinya kalau kita punya bayi, berarti negative
atau positif, dan hasilnya: cenderung positif. Bertanda bahwa kamu akan
berkembang menjadi pribadi yang lebih
baik lagi, kamu akan menjadi semakin kreatif, penuh tantangan, yang membuat aku
merasa lebih lega karena artinya baik.
picture from google
Setelah ketukan hati kala itu, kami
memulai lagi komunikasi, aku berfikir bahwa tidak selayaknya yang dimulai baik harus berakhir buruk. Bahwa setiap sakit
hati dan resah tak harus disimpan sampai tua. Hingga ahirnya, aku mimpi lagi.
Again! Tapi kali ini, mimpinya beda, yang pegang that handsome baby boy bukan aku,
tapi dia. Aku mendapat mimpi ini ketika umur aku sudah 23 tahun 2 bulan, dan aku
heran kenapa mimpinya harus begini. Malam itu, dia sedang bersama bayi tampan
itu, dia letakkan tepat dipangkuannya, dan aku berada jauh, terjatuh.
Terabaikan. Lalu aku pergi tanpa berkata apa-apa. Dan aku
berusaha untuk mencari apa sebenarnya arti
mimpi ini. Kenapa sekarang bayi tampan itu ada ditangannya, kenapa tidak
dengan aku?
Kebahagiaannya sudah diambil.
Rasa dan cintanya sudah punah. Tidak ada lagi yang tersimpan. Tidak ada lagi
yang perlu aku jaga. Tidak ada lagi yang perlu aku perjuangkan, karena bayinya
sudah ditangan orang lain. Sekarang aku mengerti, bahwa bayi itu ibarat sebuah
rasa cinta, kasih, kebahagiaan, yang batasnya hanyalah sampai umur 23 tahun. Batasan
yang sebenarnya sudah disampaikan sejak aku umur 19 tahun. Sebuah pesan yang sudah
Tuhan sampaikan sejak lama namun aku memang tidak peka.
Sekarang aku sudah lega. Bahwa aku
tak punya beban apapun untuk dibawa. Hanya memori yang masih mengikat dan tidak terhapus. Karena
katanya, memori bahagia biasanya tinggal
di long term memori pada diri, melekat, pasti. Aku meyakinkan diri berulang
kali untuk lebih lapang akan apa yang sudah terjadi. Bahwa mimpi bisa saja
membawa pesan. Bahwa sesuatu terjadi untuk dipelajari. Bahwa apapun yang tidak
ditakdirkan untukmu akan lepas dengan caranya sendiri.
Tidak ada yang lebih bahagia dari
ini, melepasmu dengan ikhlas dan doa, berharap engkau bahagia dengan semua keputusan dan tindakan
yang telah kamu lakukan. Teruntuk masa lalu penuh kenangan, sampai jumpa di
masa depan dengan jalan yang tak lagi beriringan. Semoga Tuhan senantiasa memberkati
setiap jalanmu. Doa dariku, masa lalumu.
Comments
Post a Comment