Kar-ma n 1 perbuatan manusia ketika hidup di dunia: hidup sebagai
umat Tuhan itu sekadar melakukan darma dan-; 2 hukum sebab-akibat- bukan hanya
menguasai manusia, tetapi juga merupakan suatu hukum mutlak dalam alam
“Rasain lo, kena Karma”
“udah tenang aja, Karma pasti
ada. Tuhan adil kok”
Banyak orang yang menggunakan kata Karma untuk hal yang “terdengar
negatif” sehingga Karma cenderung berakhir dengan hal negatif. Balik pada KBBI
yang mengatakan Karma adalah sebuah “hukum sebab-akibat” yang tidak lebih akan
berarti “apa yang kamu tabur, maka
itulah yang akan kamu tuai”.
Mungkin pengalaman hidup saya
masih belum setegar kehidupan wanita lainnya yang menginspirasi kehidupan yang
sedang saya jalani. Bukan hal yang aneh jika terkadang saya suka menggerutu
akan sikap orang lain pada saya yang saya rasa “tidak seharusnya” seperti itu. Tidak
jarang juga saya mengutukinya dalam hati, mengucapkan segala kekesalan dalam
diam, yang pada nyatanya tidak menyelesaikan apapun. Pernah juga berkata dalam
hati “lihat aja nanti, Tuhan itu adil, Karma pasti ada. Kamu pasti ngerasain
apa yang udah saya rasakan akibat semua tingkah yang sudah kamu lakukan selama
ini”. Dan itu, salah.
Entah kenapa dan hidayah
dari mana, saya belajar bahwa mencintai
adalah rasa yang paling damai. Mencintai
adalah sebuah rasa yang penuh dengan kasih. Yang bahkan kebencian dan kegelapan
segelap apapun dapat dikalahkan oleh cinta.
Saya belajar bahwa mengutuki tak
berbuah surga
Saya belajar bahwa berdoa untuk
pembalasan juga tak akan terkabul
Dan akhirnya saya memulai untuk
mencintai.
Dengan cinta saya belajar
memaafkan.
Dengan cinta saya belajar sebuah
keikhlasan.
Dengan cinta saya belajar
melepaskan.
Saya belajar bahwa setiap ujian
pasti ada jawaban, hanya saja bagaimana kita bisa mampu untuk peka mencari tahu
jawaban benar, yang artinya kita harus caritau. Harus cari tau!
Dengan cinta saya belajar bahwa
jalan keluar terbaik adalah mendoakan. Lewat doa saya meminta sebuah
keikhlasan, keringanan untuk memaafkan dan melepaskan. Tak jarang juga tetesan
air mata jatuh dan melapangkan dada. Sungguh, doa itu bekerja.
Sejak cinta dan doa menjadi
kekuatan paling erat, saya jadi berfikir bahwa ini juga akan berbuah Karma. Hukum tabur-tuai.
Dengan menjadi baik maka Karma saya akan baik. Dengan berlaku buruk maka Karma saya bisa jadi buruk. Bisa jadi, bukan
berarti pasti.
Karma membuat saya bertindak
lebih berhati-hati.
Karma membukan mata hati saya
untuk menjadi wanita yang lebih baik lagi.
Yang membuat saya memaafkan diri
sendiri.
Melepaskan, dan melapangkan dada
selapang ruang angkasa.
Aku, Karmaku, berharap kamu, dan kita
semua, mampu, memaafkan.
Dariku, yang sudah memaafkan diri
sendiri. Dengan Cinta. Demi Karma berakhir bahagia.
Comments
Post a Comment