Mungkin tulisanku sudah banyak yang bosan untuk membacanya. Karena kata yang kubagi tak jauh dari rasa sendu. Aku harap, yang membaca juga tidak merasa terbawa suasana sendu hatiku.
Kali ini aku ingin bercerita. Sedikit pemikiran tentang cinta. Walau sesungguhnya mungkin aku hanyalah anak bawang, ijinkan aku melepas resah.
Aku sudah lelah berbagi mimpi dalam angan. Aku juga sudah lelah bercerita dalam diam. Berimajinasi engkau sedang duduk disampingku. Memandangku dengan mata berbinar. Berbagi mimpi denganku. Merantai semua angan tentang kita. Dengan bodohnya selalu kulakukan hal itu.
Hari ini aku mulai berfikir kembali. Bahwa menahanmu erat dihatiku bukanlah sebuah cara yang baik. Aku selalu membujuk hatiku untuk terbuka dengan lebar. Dan aku merasa bahwa dia sudah terbuka, namun aku salah. Aku tetap saja menikmati angan yang kuciptakan sendiri. Lalu aku mengingat lagi. Membujuk lagi. Bahwa ini bukannya saat bagi hati untuk menoleransi. Memkasa hati untuk membuka pikir dan lebih meng-kriti-sasi keadaan yang ada.
Jika otak bisa menegur hati lalu berkata "Mengapa bodohmu gak pinter-pinter, goblok?"
Itulah mengapa Tuhan menciptakan hati jauh dari otak. Sehingga dia sulit ditegur oleh pemikiran yang rasional. Seharusnya bisa dipindahkan ya. Atau, bagaimana jika menumbuhkan otak dalam hati, sehingga semua hal ini tidak terjadi berkali-kali.
Doakan aku dalam diam-mu. Seperti kuberdoa untuk diriku agar mampu melepas semua angan tentangmu. Melepas semua kisah yang kusimpan dilemari rahasia didalam lumbung. Aku sudah terlalu. Dan kini rasanya sudah cukup. Hatiku terlalu ceroboh untuk meng-iyakan apapun yang kulakukan. Entah apapun yang sedang kubicarakan saat ini, aku sendiri bahkan masih tidak mengerti.
Pergilah jauh. Bantu aku dalam diam agar mampu juga untuk menjauh. Sudah cukup kisah lalu. Sudah cukup hati yang tertutup.
Comments
Post a Comment