Saya suka sekali memperhatikan sekitar. Dahulu, bukan hal yang aneh jika saya mengamati seseorang dalam kelakuan maupun perkataan, dan biasanya saya lakukan jika saya penasaran ataupun perduli dengan orang tersebut.
Dahulu juga, sudah lama sekali, saya juga menyukai - suka membantu orang menyelesaikan masalah, ketika saya tahu mereka ada masalah, walau kadang dan memang mereka tidak bilang, yang pada akhirnya- dan jatuhnya- mereka menjadi tidak suka karena kesannya menjadi "sok- tahu" dan "gausah deh ikut campur, ini masalah saya", dan saya menjadi diam saja.
Semakin lama saya menjalani hidup dengan banyak pencobaan dan ujian, saya sadar, entah ini karena persepsi personal atau bagaimana, kadang memang tidak bisa dihindari bahwa yang kamu butuhkan didunia ini hanyalah dirimu sendiri sebagai pemeran utama. Mereka, yang lainnya, adalah peran lainnya yang diberikan Tuhan didalam hidupmu untuk membuatmu menjadi pribadi yang sudah digariskanNya sejak engkau lahir kedunia. Begitu juga dengan kehidupan manusia lainnya, sesungguhnya engkau hanyaalh pemeran pembantu dikehidupan orang lain. Tuhan itu sungguh sangat adil, semua dari kita diberikan kesempatan untuk menjadi bijaksana dan lebih dewasa dengan perjalanan dan ujian kehidupan masing- masing.
Satu hal yang saya dapati hari kemarin ialah, memperbaiki diri sendiri. Saya memiliki sifat suka membantu orang lain, bahkan terkadang kepedulian saya kelewatan yang secara tidak sadar jadi terkesan possesif, padahal bisa jadi orang yang saya perdulikan juga tidak terlalu menganggap hidupnya sedang urgent, walau menurut sudut pandang saya, tahapan mereka sedang urgent sekali. Tapi lama-lama saya berdiam diri dan berfikir bahwa memang tidak ada haknya saya mencampuri kehidupan orang lain. Saya hanya berperan sebagai pengingat dikehidupan orang lain dan tidak lebih. Hal yang seperti itu membuat saya menjadi lebih fokus dalam memperbaiki diri sendiri.
Memperbaiki diri sesungguhnya menjadi hal yang paling berat jika dijalani. Ketika arah belok-belokmu harus engkau luruskan perlahan. Melatih diri dari segi kecerdasan, kebijaksanaan, kedewasaan, dan banyak hal lainnya. Berlatih untuk berdiam diri, agar tidak terlihat seperti mengurusi kehidupan orang lain. Berlatih untuk menjadi lebih dewasa dengan membuka sudut pandang dalam hal berpartisipasi maupun bertoleransi. Berlatih untuk menjadi bijaksana dengan cara lebih memahami semua hal dengan beberapa sisi. Mempelajari bahwa sesungguhnya megerti hidup tak semudah mengerti orang-orang yang berperan didalam hidupmu untuk mencapai tujuan garis tanganmu.
Karena memperbaiki diri kadang terdengar begitu egois. Seolah terkesan engkau hanya memperdulikan perbaikan dirimu tanpa mengingatkan orang lain. Semakin tua saya sadar bahwa teman akan menjadi sedikit. Semakin bertambah umur saya juga semakin sadar bahwa tak semua orang ingin berusaha keras, sekeras yang engkau lakukan. Banyak juga memilih jalur singkat dan memotong jalan agar cepat tiba ditempat tujuan yang mungkin sebenarnya bukan garisnya.
Lalu apa esensi dari memperbaiki diri sendiri ini? Saya rasa itu semua hanya sebuah tabungan. Memperbaiki diri biasanya memiliki makna positif, yang artinya tidak ada yang engkau rugikan bahkan juga tidak dirimu. Karena tak ada hal baik yang dilakukan menjadi sia-sia. Itu adalah tabungan. Iya, bukan? Selamat menabung!
Comments
Post a Comment