Semalam, Kamis, 13 April 2017 saya dihadapkan dengan rasa kesesalan ketika sebuah tempat makan yang cukup tenar dengan "tidak bayar parkir" tiba-tiba ada anak lelaki yang jaga dan dia minta uang parkiran sama saya. Saya dengan berani-berani-takut dan jawab "maaf ya bang, saya gamau bayar".
Sebelumnya saya dan teman-teman makan di tempat makan ayam super enak didekat karya wisata, titi kuning. Saya mengamati ada seorang anak lelaki y ang berseragam cukup baik, bersendalakan cukup baik, bertemankan banyak lelaki dan satu orang perempuan yang kelihatan "tidak susah" yang meminta kepada setiap pengendara motor dalam hal pembayaran parkir. Saya cukup kecewa mengapa tempat makan yang biasanya tidak berbayar ini kok dihuni oleh seorang anak lelaki peminta bayaran parkir.
Setelah selesai makan, saya berkata kepada teman-teman saya untuk beniat tidak akan membayar uang parkir dan saya lakukan. Sebelumnya, saya berbicara kepada salah satu pegawai di tempat makan tersebut dan mereka memang mengatakan "iya mbak, berbayar" namun mereka saya katakan kenapa tidak memberikan bukti apapun secara sah dan mereka berkata kembali "ya sudah coba saja mbak, kalau memang ga mau bayar" yang saya tanggapi selanjutnya adalah, ini terlihat seperti tidak konsisten. Dan akhirnya saya pun menjawab hal yang sama dengan anak lelaki tersbebut yang kelihatannya masih berduduk di sekolah menengah atas/SMA.
Dia sedikit bersikeras dan tidak percaya kalau saya sudah bertanya kepada pegawai didalam kalau ini semua terdengar tidak konsisten, dia berkata kepada saya "ini parkir resmi kak, kalau kakak ga percaya saya, yuk kita ketemuan saja sama pihak manajerial" dan saya berkata tidak mau karena saya malas memperpanjang. Jika memang tempat makan ayam enak tersebut sudah memiliki tempat parkir yang berbayar, kenapa tidak menggunakan tanda apapun sama sekali. Saya berangkat juga ketempat makanan ayam enak dengan lokasi yang berbeda yang sudah berbayar sejak lama, namun saya diberikan sebuah kertas tanda milik yang disamakan dengan kendaraan saya sebagai "setidaknya" bukti jika apa-apa terjadi pada kendaraan saya itu adalah tanggung jawab dari pihak si penjaga parkiran.
Saya lebih suka dengan sistem yang diadakan oleh Mall - Mall dikota medan ini. Jika memang parkiran resmi dan ikut campur dari bagian pihak manajerial sipemilik tempat makan, akankah lebih bijak dan aman jika si pengendara yang parkir diberikan tanda, yang biasanya diberikan kertas kecil yang bertuliskan nomor kendaraan dan jam kita saat masuk ke tempat tersebut. Jika kita tidak memiliki kertas saat kembali pulang, maka biasanya yang dimintai adalah STNK dari kendaraan, jika memang sah punya sipemilik, maka kendaraan akan tetap aman.
Apakah hanya dengan duduk duduk saja, tidak memberikan apapun, dapat dikatakan sebagai parkiran yang sah, apalagi disebuah tempat makan ayam cukup terkenal dengan pelayanan yang cukup baik namun dalam hal parkiran saya menilai "ini buruk sekali". Saya yakin pasti bukan saya saja yang bertanya- tanya mengapa parkiran ada namun sistematisnya sangat tidak terlihat baik.
Sejauh ini saya memang belum menemukan undang undang yang sah dengan adanya sistematis pelaksanaan pengadaan parkir- lahan parkir- maupun si tukang parkir yang sesungguhnya banyak sekali dikota Medan ini. Namun sejujurnya saya merasa tidak senang dengan banyaknya parkir liar dimana-mana yang didiamkan saja. Sungguh, miris sekali.
Comments
Post a Comment