Skip to main content

Sejujurnya, Saya Merasa Tidak Sanggup Lagi #ProfesiNers

Hampir genap bulan pertama saya dan teman-teman mengikuti yang namanya kelas lanjutan Profesi Ners di rumah sakit untuk term yang ke-2 / semester 2. Sebagian dari kami ada yang ikhlas menjalani semuanya, sebagian lahi hanya bisa mengutuki sambil terus menyesali, atau bisa dibilang semakin pedih ibarat luka ditaruh garam.

Semester 2 ini kami masuk kebagian manajemen. Dalam artian kami sebagai mahasiswa berperan untuk mengoreksi apa yang  kami temukan kurang cocok jika dibandingkan dengan SOP dan teori yang ada. Saat pemaparan beberapa ada yang terima dengan diam namun  hati mengutuki, sebagiannya lagi tidak terima sama sekali secara total.

Hasil gambar untuk give up

Kami termasuk kelompok yang mengakui segala kekurangan dan kesalahan kami. Kami juga mengakui bahwa kami tidak sempat berkonsultasi akan hasil yang kami simpulkan sendiri.Namun ketika hasil tersebut disebarkan ke beberapa pegawai semua menjadi berubah. Dari yang terlihat bersahabat menjadi tidak sama sekali. Dari yang terlihat ramah menjadi diam-diam saja tanpa sebab. Kami yang masih belum pintar ini merasa sedikit terkucilkan. Ibarat anak TK yang disuruh mengarang cerita, ya mungkin bisa saja tapi tetap juga harus dituntun. 

Saya memang tidak bisa menyalahkan satu pihak bahwa kami benar, atau kami salah. Hanya saja saya ingin menuliskan segala unek unek penat yang dirasakan oleh saya dan teman-teman saat manajemen ini terjadi. Kami merasa bahwa apa yang kami terapkan selalu dibilang kurang maksimal. Kami juga disudutkan karena kurang bertanya. Kami juga merasa disudutkan ketika kinerja kami seharusnya bisa memnandingi mereka karena kami dituntut untuk roleplay yang artinya ya, harus bisa dong!

Gambar terkait

Lebih ga sanggup lagi di minggu minggu terakhir ini. Satu persatu dari kami mulai mendengarkan percakapan dari beberapa pegawai yang menyudutkan kami.Mulai membicarakan apa yang kami buat masih "buruk". Dalam artian kami mengoreksi kesalahan mereka tapi belum juga bisa memperbaiki, yang seharusnya diharapkan kami mampu memperbaiki dan memberikan contoh seseungguhnya. Beberapa dari kami juga mulai menggerutu ketika mendengar sendiri  kelompok sedang di"gosipkan" akan segala kekurangan. Tak pernah kudengar kami dibicarakan akan hal positif yang kami terapkan. Entah ini memang salah satu bagian proses semakin maju dan semakin baik, atau salah satu langkah proses untuk sama sekali tidak mencintai profesi yang sedang digeluti.

Comments

Popular posts from this blog

Beruntungnya Memilikimu, Ini 10 Lagu yang Menggambarkan Perasaanku

Siapa sangka dizaman semaju ini, bahkan anak sekolah dasar saja sudah mengenal cinta ataupun istilah pacaran di dunia mereka. Walau memang sekolah dasar aku juga sudah mulai tertarik dengan yang namanya lawan jenis, tapi semua berbeda dengan tahap yang memang seharusnya. Saat itu, masih sekolah menengah pertama ketika pertama kali aku melirikmu, walau hanya dengan tatapan sekilas tapi aku tak pernah tahu ternyata kamu bukan cinta monyetku. Seiring dengan waktu, aku hanya merasa bahwa kamu milikku. Tak pernah tahu nyata atau tidak,  indah atau tidak, jelas atau buram, hanya saja hati selalu berkata bahwa kita memang selalu satu. Tatapan yang berbeda hari demi hari menunjukkan adanya sinar menuju arah terang yang membuatku selalu merasa berbunga setiap hari, dengan hayalan dan imajinasi nan tinggi yang selalu aku asah setiap hari. Tak tahukah kamu,  10 lagu ini akan selalu mengingatkan hatiku pada dirimu : Nothings  Gonna Change sversinya westlife yang feat dengan Diana ros

Pengalaman Pertama Demo Teaching: It was Fun!

Saya selalu percaya bahwa hidup kita Cuma sekali. Isilah dengan hal positive sebanyak yang kamu bisa. Apalagi jika orangtuamu memberikan kebebasan dengan istilah “bebas bertanggungjawab” (jika kamu pernah dengar istilah ini berarti main kamu udah cukup jauh); maka manfaatkanlah itu, lebarkanlah sudut pandangmu, dan bertemanlah, lalu mendengarlah, sebanyak yang kamu bisa lakukan. Hal positive yang dapat saya lakukan hari ini adalah demo teaching. Yey! Saya tamat dengan background titel kesehatan. Bahkan saya belum pernah mengajar kelas sebelumnya. Pernahnya ngajar namun hanya face to face; eyes to eyes (kelas private). Dalam hal mengajar tentu berbeda rasanya jika mengajar dengan kelas yang ramai, dibandingkan dengan mengajar hanya 1 atau 2 murid, yang biasanya akan lebih dekat dan pendekatan lebih intens. sumber: google Dengan ilmu yang lupa-lupa ingat. Tapi tentunya saya belajar dong sebelum demo teaching. Saya ga akan biarkan diri saya kelak memberikan informasi yang s

Untitled Poem #2

like every single slices of my body fall apart and it just, like that just like the leaf that easily plucked without considering anything too much assumption too much statement ensured too stupid to be true too stupid to be real and it just, happen with strangers that is unknown, before too stupid to regret too late to wake me up the untold story let's called it mystery that you and i even do not know or may be, know that it is just it that stupid easily plucked the late moment to realise that you are as easy as that to be cheated with statements with assumption too stupid to be true