Sebenarnya saya lebih suka membaca buku dari pada menonton televisi, dan movie ini berhasil membuat saya menitikkan air mata terharu akan sebuah inti dari sebuah kisah. Tak terbayangkan jika saya membaca buku dan membasahi setiap helai lembar halaman buku tersebut.
Dalam movie ini, seorang Will yang dahulunya tenar dan bekerja dengan sangat baik mendapat sebuah kecelakaan yang membuatnya kehilangan fungsi saraf tubuhnya. Dia tak dapat berjalan, tak dapat berdiri, bahkan tak dapat bergerak dari sisi pertengahan badan kebawah. Setelah diusahakan dalam tindakan medis, yang berhasil hanya pergerakan dibagian tangan jarinya, yang juga hanya sebatas itu, dan tak mampu juga menggerakkan tangannya.
Suatu saat Ibunya berusaha mencarikannya seseorang yang dapat merawatnya disetiap hati-harinya. Datanglah seorang gadis bernama Louisa Clark yang dahulu hanya berniat sebatas mencari uang saja. Dengan pakaian konyol tak bermode dia bekerja disebuah rumah besar, karena keluarga Will termasuk keluarga ternama dikota tersebut. Sampai sebulan rawatan dan dia masih saja mengabaikan Louisa dan tidak memperdulikannya sama sekali, hingga akhirnya Louisa membentaknya akan sikap angkuhnya yang pada akhirnya membuka matanya dan mereka menjadi berteman.
Singkat cerita, Will melihat banya sekali potensi yang tidak dikembangkan oleh Louisa karena ia bekerja untuk menafkahi orangtua dan adiknya. Dia hanya berpikir bagaimana mencari nafah tanpa harus memikirkan dirinya. Sampai akhirnya Will perlahan mengajarkan dia untuk menjadi dirinya sendiri. Will mengingatkan Louisa untuk mencari kebahagiaan karena hidup hanya sekali, maka bersenang-senanglah. Hingga suatu saat Louisa melihat WIll bertemu dengan seorang pengacara wasiat, yang akhirnya dia mengetahui Will berencana untuk ke sebuah instansi bunuh diri karena memang dia membenci hidupnya dengan kelemahan yang dia miliki
Tak berhenti disitu, Louisa berusaha menghabiskan banyak waktu dengan Will. Dia mengajak Will kemanapun untuk merasa bahagia dan tidak putus asa, tanpa disadari akhirnya mereka berdua pun saling jatuh cinta. Sudah genap waktu 6 bulan yang diberikan Will pada Ibunya untuk persiapan menuju instansi bunuh diri dan Will sama sekali tidak mengubah niatnya hingga Loiusa menjadi putus asa dan kecewa. Dia merasa Will banyak sekali mengubah hidupnya. Membuatnya menjadi dirinya sendiri. Membuka matanya akan betapa nikmatnya hidup ini dan habiskanlah dengan sesuka hatimu. Namun Will tetap saja ingin pergi.
Betapapun seseorang mencintaimu, dan dia sama sekali benci dengan hidupnya. Tak ada yang mampu melawan sebuah keputus-asaan akan kebencian dan ketidakberdayaan dalam menajalani hidup. Membahagiaan yang disayangi semampu yang kita bisa adalah hadiah terbaik. Karena kau tak tahu kapan orang yang engkau sayang akan pergi. Betapapun berharganya, semua orang hanyalah titipan. Segempal pelajaran hidup yang Tuhan berikan lewat beberapa orang disekitarmu. Menjadi baiklah. Bahagiakan semua orang disekitarmu sebaik yang kau bisa.
Comments
Post a Comment