Jadi ceritanya Abon itu kepanjangan dari abang online. Berhubung saya juga tidak suka menyebutkan merek karena tidak ingin merasa tersangkut-pautkan oleh apapun. Waktu itu sudah pukul 19.30 dan saya harus segera sampai dirumah sebelum jam 20, walau pada akhirnya lewat juga. Dari pada lelah menunggu angkutan dan harus sambung kembali dengan mengendarai kendaraan roda 3, jadi saya memutuskan untuk memanggil Abon,
Pertama meng-klik tanda persetujuan menerima sang Abon, dan kita pun sudah menjajikan tempat pertemuan. Saat itu saya sabar menunggu, sampai akhirnya sudah lewat hampir 30 menitan dan saya sudah menyiapkan sms cantik tanda pembatalan karena beliau datangnya sangat lama sekali. Melihat maps yang ada di handphone sekaligus melihat keberadaan si Abon, ternyata sudah sangat dekat sekali dan sayang jika dibatalkan.
mengulang waktu, sebelum saya memutuskan berangkat pulang dengan Abon, ada bentrok antara Abon dengan kaum Abeck (abang becak) yang membuat saling hantam bisa terjadi, yang pada akhirnya mereka menutupi identitas mereka dan terlihat seperti bukan abang abang "Abon". Dia pun datang sambil kebingungan dan melihat saya memegang handpone tiada henti dan berhenti didepan saya. "Dengan DhianLydia?" katanya. dan saya menjawab iya.
Diam sejenak lalu dia berkata"mba, boleh ga kalau pakai helmnya agak jauhan saja dulu, soalnya masih takut?" dan saya pun meng-iya-kannya. Ternyata sang Abon rumahnya tidak begitu jauh dengan keberadaan rumah saya sehinga dia mengetahui jalan jalan kecil terselubung untuk tiba di rumah saya. Sembari di jalan dan kita pun berdiaman, masih ada rasa kesal mendalam karena dia sudah sangat membiarkan saya menunggu sangat lama dari pesanan yang saya lakukan biasanya.
Entah kenapa jalan yang berlika liku sempit kecil ini membuat saya merasa kenapa sampai jadi lebih lama dari jam yang seharusnya, namun karena saya merasa dia masih terlihat seperti driver baru dan saya pun diam saja, asal saya bisa sampai dnegan selamat ditempat tujuan yang saya inginkan. Ditengah perjalanan juga dia berkata "Mba, berhubung masalah belum reda akhir akhir ini, saya sarankan kalau mba mau pesan Abon lagi agak jauh dari roda 3 ya mba, soalnya masalahnya belum kelar dan masih dituntaskan oleh pihak yang bersangkutan. Lalu saya pun mengiyakannya.
Ketika sudah dekat sekali dengan rumah, ya cukup dekatlah dengan rumah saya, dan kita melewati beberapa simpang lampu merah. Saat berada dilampu merah yang terakhir saya dibawa kepaling depan, walau sebenarnya saya paling tidak suka jika motor parkir di bagian khusus orang nyeberang= zebra cross, dan si Abon malah lebih maju dari posisi zebra cross. Saya sudah cukup maklum dan mengerti dan menoileransi perlakuan si Abon. Saya dibelakang kebanyakan menggerutu sampe dikit dikit keriputan. Hal yang dilakukan Abon sangat diluar ekspektasi. Tidak hanya dia melewati zebra cross yang seharusnya berhenti dibelakang garis, eh si Abon malah menerobos lampu merah. Sejak itu saya makin marah dan kesal sekali, berhubung saya bukan tipe yang suka melanggar lalu lintas dan ingin sekali mengetuk helm yang sedang dipakainya dan bilang "ga liat lampu merah woi?" duh kesal kebangetan.
Karena saya semakin kesal dengan Abon tersebut saya sengaja tidk ingin diturunkan langsung didepan rumah namun jauh sekali dari rumah saya berada, dengan alasan saya perlu ke apotik dan membeli sesuatu. Setelah itu ketika saya turun dari motor lalu dia berpesan "Mba jangan lupa ya bintangnya 5" dan saya hanya senyum biasa.
Saya ingat sebelumnya perlakuan kastemer yang booming dan membuat abang Abon lainnya kehilangan pekerjaan karena memberikan bintang 1 membuat saya iba, sehingga saya tetap memberikan bintang 5 namun lupa untuk memberikan petuah agar tak melakukan hal salah yang salah yang sama. Jika ingin pergi dahulu dan lebih dulu karena kecelakaan, sebaiknya jangan sampai merugikan orang lain. Saya sungguh trauma dengan yang namanya KLL yang sebagian besar dikarenakan ketidakpatuhan pengendara dalam berkendaraan. Duh!
Comments
Post a Comment