Kita bersatu karena kita merasa bahwa kita pantas untuk saling melengkapi. Sebelum kita jatuh lebih dalam, bukankah kita sudah merasakan baik baik buruk semua keadaan. Ketika hubungan kita berlangsung cukup lama, berarti kita sudah merasa nyaman dan cocok. Merasa pantas untuk saling membahagiakan.
Waktu tidak ada yang tahu, ketika semua harus berubah dan memutuskan kita untuk jauh. Dulu, kita sangat sungguh untuk melaluinya karena kita berdampingan. Namun kali ini aku harus buat apa? Kita tak bisa berbuat apa apa. Karena perpisahan jarak ini juga pada akhirnya untuk kita. Saling mengejar mimpi dan memenuhi syarat memantaskan diri. Ini hanya satu dari sekian banyak proses yang harus dilewati. Ketika yang lain kita mampu, ini juga pasti bisa.
Sewindu bahkan lebih kita tak jumpa. Terbentang jarak dan hanya bisa memandangmu dari kejauhan. Segala pertentangan, kesalahpahaman tak jarang terjadi diantara kita. Ketika salah satu dari kita tak sanggup bersungguh. Takut menganggu. Merasa diabaikan. Namun sesungguhnya tak begitu. Bukankah kita ingat ketika sembari saling berbisik rasa sayang yang masih ada, dan selalu ada. Bahkan kita dua juga merasa.
Kita tidak lemah. Hanya saja kita merasa kita tidak mampu. Mengapa begitu? Jangan. Kita berjanji dalam diam dan meyakinkan diri akan perasaan. Sayang adalah jawaban. Hati tak akan pernah sanggup untuk melepas, hanya saja ego terlalu tinggi melampaui emosi. Bukalah mata, ulang memori. Setiap detik dan waktu yang telah berlalu, sudah cukup meyakinkan kita akan ketulusan dan kepercayaan juga rasa sayang yang ada.
Mengapa jarak harus memisah ketika rasa akan selalu ada. Jangan pernah biarkan itu memisahkan kita. Badai apapun tak akan mampu merusak apapun tentang kita. Bukankah hati kita saling menarik untuk tetap bertahan. Bersama membunuh ego dan rasa tidak percaya. Meyakinkan bahwa rasa kita akan selalu lebih kuat dari jarak yang terbentang ini.
Yakinlah kita kembali. Yakinlah rasa kita kuat. Aku tak ingin kita tersapu kesalahpahaman. Jangah kata aku tak berkorban. Jangan kata kita tak berjuang. Diam yang kita miliki adalah perjuangan melawan kekuatiran diri akan rasa yang tak akan pernah terganti. Percaya saja padaku, begitu juga aku padamu. Badai apapun akan selalu kalah dengan keyakinan rasa ini. Rasa yang kita punya. Tak akan pernah mati. Tak padam.
Comments
Post a Comment