Skip to main content

Ini Suratku, bagi Kita yang Masih Memiliki Ibu

Banyak dari kita yang masih memiliki Ibu, dan banyak juga sebaliknya. Tidak sedikit dari kita memiliki ibu yang sedang berjuang dengan sakit yang dideritanya, tak perduli penyakitnya parah atau ringan, dia hanya ingin terus berjuang tanpa bermaksud membuat kita sang anak merasa terbeban dan kesusahan.

Sebagai seorang anak, merawat Ibu adalah sebuah kewajiban dan keharusan. Tak perduli Ibumu baik atau tidak denganmu, dia Ibu, dan akan selalu menjadi Ibumu. Saya mengerti, beberapa dari kita pasti ada yang tidak terlalu suka dekat dengan Ibu, karena beberapa faktor. Bisa saja karena dia terlalu cerewet, terlalu memaksa, sering bersikap kasar, tidak pengertian, dan banyak faktor lainnya. Tak perduli seberapa banyak faktor yang ada, Ibumu adalah Ibumu. Orang yang melahirkan kita kedunia, membawa kita didalam rahimnya, merawat dan memberi makan hingga tumbuh dewasa. Karena selayaknya kita pantas untuk merawat Ibu ketika dia sudah tua, tak perduli seberapa renta, dia sesungguhnya membutuhkan kita.




Seiring dengan berjalannya waktu, mereka akan menua. Sifat mereka pun sudah mulai berubah. Kita yang meranjak dewasa semakin saja merasa egois, melakukan apa yang kita suka, tanpa memikirkan apa yang mereka rasa. Semakin kita dewasa, kita menikmati masa yang mungkin tak terulang kembali jika tidak dinikmati sekarang ini, tanpa kita sadari mereka juga memerlukan perhatian yang sama besar, seperti kita memerhatikan orang yang kita sayang, yang biasa dipanggil dengan pasangan.

Ini suratku untuk kita semua yang memiliki Ibu, jangan pernah lupa akan segala jasa yang dia berikan. Tak perduli seberapa baik atau tidak dirinya, ketika dia tua dan renta, cuman kita lah yang dia butuhkan. Percayalah Ibu sangat menyayangimu, hanya saja memang beberapa dari Ibu tidak pandai melampiaskan rasa sayang mereka dengan cara yang menurut kita layak dan seharusnya. Dia tak ingin banyak dari kita, dia hanya ingin kita ada untuknya, menelponnya sesekali, menanyakan kabarnya. Dia hanya ingin kita menyahut ketika dia memanggil nama kita, bukan hanya diam saja karena asik melakukan sesuatu yang kita suka. Dia hanya ingin kita memberinya sekiti waktu, saling bercetia dan bertukar pikiran tentang kehidupan yang indah nan sulit yang penuh perjuangan ini. Dia hanya ingin kita mengerjakan pekerjaan rumah, tanpa harus membuat kita merasa sebagai pembantunya. Dia hanya ingin kita mengerti, bahwa dia juga kadang ingin istirahat sejenak dari perannya sebagi Ibu yang mengurusmu dan suaminya. Dia hanya ingin hal simpel yang sangat sulit dilakukan anak kekinian.

Kita memang tidak bisa memilih orang tua kita, tapi kita bisa memilih menjadi seperti apa kita kelak jika menjadi orang tua. Sayangilah Ibumu selayaknya kamu menyayangi dirimu sendiri. Ketika kamu mengaku bahwa kamu menyayangi dan mencintainya, percayalah rasanya bahkan lebih besar dari segala rasa cinta yang kau punya untuknya. Pertama kali dia melihatmu dan mendengar tangisanmu, pertama kalinya dia sadar bahwa menjadi ibu memanglah tidak mudah. Pertama kali dia melihatmu dan mendengarkan tangisanmu, percayalah Ibumu sejenak mendadak mengingat nenekmu yang juga telah melahirkannya dan memikirkan apakah dia telah layak selama ini menjaga orangtuanya.



Tak perlu menjadi Ibu untuk mengerti perasaan Ibumu. Apa yang dia butuhkan juga tak jauh dengan apa yang kamu butuhkan. Perlakukanlah dia seperti kamu memperlakukan dirimu. Sayangilah dia lebih lagi dari rasa sayangmu kepada pasanganmu. Karena Ibu tak pernah memaksa untuk dibalaskan rasa cintanya, tapi kita memanglah harus punya kesadaran sendiri untuk lebih lagi mendekatkan diri kepadanya. Sesederhana itulah yang dia inginkan.

Untuk kita semua yang masih memiliki Ibu, jangan sia-siakan dia dan mulailah untuk menyayanginya lebih dan lebih. Karena penyesalan selalu datang terlambat. Karena penyesalan hanya mampu dibayar dengan jeritan dan tetesan air mata. Tataplah dia sekarang, peluk dia dengan erat, dan jangan pernah biarkan dia tidak mengetahui bahwa kamu mencintainya. 

Comments

Popular posts from this blog

Beruntungnya Memilikimu, Ini 10 Lagu yang Menggambarkan Perasaanku

Siapa sangka dizaman semaju ini, bahkan anak sekolah dasar saja sudah mengenal cinta ataupun istilah pacaran di dunia mereka. Walau memang sekolah dasar aku juga sudah mulai tertarik dengan yang namanya lawan jenis, tapi semua berbeda dengan tahap yang memang seharusnya. Saat itu, masih sekolah menengah pertama ketika pertama kali aku melirikmu, walau hanya dengan tatapan sekilas tapi aku tak pernah tahu ternyata kamu bukan cinta monyetku. Seiring dengan waktu, aku hanya merasa bahwa kamu milikku. Tak pernah tahu nyata atau tidak,  indah atau tidak, jelas atau buram, hanya saja hati selalu berkata bahwa kita memang selalu satu. Tatapan yang berbeda hari demi hari menunjukkan adanya sinar menuju arah terang yang membuatku selalu merasa berbunga setiap hari, dengan hayalan dan imajinasi nan tinggi yang selalu aku asah setiap hari. Tak tahukah kamu,  10 lagu ini akan selalu mengingatkan hatiku pada dirimu : Nothings  Gonna Change sversinya westlife yang feat dengan Diana ros

Pengalaman Pertama Demo Teaching: It was Fun!

Saya selalu percaya bahwa hidup kita Cuma sekali. Isilah dengan hal positive sebanyak yang kamu bisa. Apalagi jika orangtuamu memberikan kebebasan dengan istilah “bebas bertanggungjawab” (jika kamu pernah dengar istilah ini berarti main kamu udah cukup jauh); maka manfaatkanlah itu, lebarkanlah sudut pandangmu, dan bertemanlah, lalu mendengarlah, sebanyak yang kamu bisa lakukan. Hal positive yang dapat saya lakukan hari ini adalah demo teaching. Yey! Saya tamat dengan background titel kesehatan. Bahkan saya belum pernah mengajar kelas sebelumnya. Pernahnya ngajar namun hanya face to face; eyes to eyes (kelas private). Dalam hal mengajar tentu berbeda rasanya jika mengajar dengan kelas yang ramai, dibandingkan dengan mengajar hanya 1 atau 2 murid, yang biasanya akan lebih dekat dan pendekatan lebih intens. sumber: google Dengan ilmu yang lupa-lupa ingat. Tapi tentunya saya belajar dong sebelum demo teaching. Saya ga akan biarkan diri saya kelak memberikan informasi yang s

Untitled Poem #2

like every single slices of my body fall apart and it just, like that just like the leaf that easily plucked without considering anything too much assumption too much statement ensured too stupid to be true too stupid to be real and it just, happen with strangers that is unknown, before too stupid to regret too late to wake me up the untold story let's called it mystery that you and i even do not know or may be, know that it is just it that stupid easily plucked the late moment to realise that you are as easy as that to be cheated with statements with assumption too stupid to be true