Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Warnet Butuh Pengaturan Resmi

Banyaknya anak sekolahan yang masuk sekolah pagi membuat mereka terbiasa harus disiplin dan bangun pagi lebih awal demi mengejar jam sekolahan yang terkadang kelewat cepat. Bangun tidur, terburu-buru bahkan sarapan saja belum ada yang bisa memastikan. Mengantar hingga ke gerbang sekolahan adalah hal yang paling sering dilakukan oleh para orang tua dengan harapan sang anak dengan baik dan tekun menimba ilmu demi masa depan yang cerah. Namun fakta kadang berkata lain. Kepribadian anak terbentuk dari keluarga dan juga lingkungan disekitarnya, jika keduanya baik, maka sang anak mendapatkan dampak yang baik pula. Tidak memungkiri lingkungan sekolahan yang ia kunjungi setiap hari. Lokasi warung internet atau dikenal dengan warnet yang berdekatan dengan tempat sekolahan anak mengundang mereka untuk berfikiran lain, walau sebenarnya kadang anak-anak sudah meniatkan dari awal untuk tidak sekolah dan memutuskan bermain saja. Lokasi yang dekat warnet menjadi tempat pelampiasan y...

Diam, Tak Mengumbar

Aku sesekali memantengi sosial media yang dia miliki. Dan bertanya-tanya apakah dia masih sendiri. Dikala ada saat untuk mendekati, mereka bilang bahwa aku harus berhenti karena sudah tak ada ruang lagi.  Beberapa dari mereka yang berada disekeliling selalu mengumbar kata sayang dan cinta juga bercumbu kemesraan yang tiada duanya. Kadang aku merasa cemburu karena tak bisa melakukan hal yang sama, hanya saja ada yang kata bahwa itu tak perlu untuk dipermasalahkan.  Aku bertanya, ketika tak ada ruang lagi dan mengapa dia tak pernah berkata. Bukan-kah dia pantas dan layak untuk mengumbar? Menandakan bahwa orang-orang tak perlu lagi menaruh benih pada hal yang diharapkan. Tapi dia menyadarkanku dengan tidak sengaja, bahwa cinta, tak layak untuk diumbar. Mengumbar memang hak setiap insan yang merasa memiliki kisah cinta yang menarik dan pantas untuk orang lain agar merasa bahagia, walau disisi lainnya, banyak dari mereka yang "iuh" dan bertanya-tanya mengapa. Hidup me...

Cinta-nya Cinta Monyet

Hari ini mereka sealing tersenyum satu sama lain. Seakan tidak ingin terpisahkan oleh kedatangan angkutan yang sudah memaksa untuk naik. "Ayo dek, naik sini" saut abang-abang sang pembawa angkutan. Dengan memakai rok biru dan berbekal bintang 3 pada lambang disebelah kanan sang gadis. Si cantik nan tomboi rehat sejenak sebelum memasuki angkutan, mengucapkan "duluan ya, sampai bertemu kembali" lalu masuk dan mengeluarkan handphone dari dalam saku ranselnya. Senyum sana-senyum sini, sepertinya hati mereka sedang berbunga-bunga. Seperti baru saja mekar dengan harum yang semerbak. Bahkan bintang 3 yang sebenarnya menandakan beban kenaikan tingkat pendidikan sudah sirna ditutupi oleh cinta. Kalau kata nenek moyang zaman dahulu juga kini, ini namanya cinta monyet. Memutuskan untuk jatuh hati diusia yang cukup dini adalah hal yang wajar. Bahkan menurut teori hormon juga kita sudah saling tertarik satu sama lain pada masa-masa seperti ini, masa remaja. Hanya saja...