Beberapa hari yang lalu saya pergi ke sebuah salon kecantikan untuk melakukan perawatan. Ada seorang gadis, yang bernama K bertugas untuk melakukan perawatan kepada saya. Setelah beberapa lama kami hening, lalu dia membuka percakapan dengan menanyakan umur, kuliah dimana dan jurusan apa. Ketika dia mengetahui bahwa saya kuliah dibagian kesehatan akhirnya dia memutuskan menanyakan sesuatu.
K bercerita bahwa dia sudah lama tidak mengalami menstruasi, kurang lebih selama tiga bulan dan jalan bulan ke-empat. Beliau mengatakan bahwa dia sudah konsultasi dengan dokter, karena dia pernah memiliki pasien dokter di salon tersebut dan sang dokter menyarankannya meminum sbeuah obat dan juga tidak berhasil, setelah itu dokter tersebut menyarankan K untuk datang ke rumah sakit dan melakukan USG. Lalu dia berkata pada saya "Saya kan tidak mau di USG kak, lagian saya tidak hamil" dan saya menjelaskan bahwa USG bukan hanya berfungsi untuk Ibu hamil, namun berfungsi melihat apapun yang mungkin terdapat didalam rahim.
Setelah mencoba membeli obat, K juga mengatakan dia sudah mencobai alternatif dan obat-obat lainnya karena saran dari teman-nya. Lalu saya mengatakan bahwa itu tidak baik atau bisa semakin memburuk. Namun dia hanya tertawa dan lanjut berbicara. Berhubung saya juga akan menangani pasien lebih dari K, saya menanyakan riwayat-riwayat penyakit keluarganya dan juga riwayat makanan atau pun segala hal yang pernah ia konsumsi, dan dia mengatakan bahwa memang dia tak suka memakan buah, memakan sayur namun pilih-pilih, dan banyak lainnya kebiasaan makan yang tidak baik (menurut saya ini berpengaruh).
Akhirnya, saya mengatakan pada K untuk memeriksa ke rumah sakit, dan jangan kuatir soal biaya saya bilang pakai BPJS, mungkin di awal sedikit ribet dalam hal pengurusan namun setelah jadi pasti akan merasa sangat terbantu. Dan yang paling mengejutkan adalah dia belum juga mengurus KTP dan KK yang sudah lama. Masalah semakin ribet, sungguh. Pada intinya saya mengingatkan untuk jangan menyepelekan hal yang sudah dia rasa tidak wajar, karena nantinya jika memang itu adalah sebuah masalah akan menjadi lebih parah. Namun semua-nya kembali kepada K yang mengerti akan kondisinya. Jika bisa mencegah mengapa harus mengobati?
Comments
Post a Comment