Permasalahan pada zaman sekarang ini ialah terlalu banyak dari kita yang ingin berbicara tanpa mendengarkan orang lain, namun kita lupa bahwa dengan mendengarlah kita bisa mengetahui apa yang sebenarnya hal-hal yang mungkin kita sendiri belum mengetahui-nya.
Indahmaret, sebuah tempat pembelian bagi customer yang tentunya membutuhkan. Kebetulan, Indahmaret menyediakan banyak keperluan yang dibutuhkan oleh customer. Sejak Indahmaret berdiri hingga sekarang ini, banyak yang merasa tertolong karena mereka cukup bahkan mendekati sangat memenuhi kebutuhan dan keperluan masyarakat setempat karena lokasi yang mereka miliki cukup berada dimana-mana, seperti bintang.
Pepatah ada guna-nya, Dan baik-nya untuk diingat. Bahwa semakin tinggi sebuah pohon, konon kata-nya akan semakin kuat juga angin yang mencoba untuk menerpa. Dan itu pasti terjadi pada usaha-usaha zaman ini. Hingga akhirnya permasalahan mulai terjadi, namun sang pemiliki entah mengetahui atau tidak.
Lama saya amati perkembangan zaman ini, khususnya bagi mereka pembuka usaha penyedia kebutuhan masyarakat (bukan grosir) semakin tidak teliti dan terkadang sesuka hati. Memang tak saya pungkiri bahwa semakin banyak pula masyarakat yang tidak teliti saat melakukan pembayaran atau transaksi dengan pihak yang bersangkutan. Namun tidak dengan saya. Berhubung saya merasa nyaman saat berada di Indahmaret, saya sering mengunjungi dan membeli kebutuhan yang saya inginkan, namun kelamaan saya merasa tidak nyaman ketika saya mendapati sang kasir yang melayani tak memperhatikan struk belanjan dengan baik. Tiga kali kejadian, ketika saya hendak membayar dan masalah yang terjadi adalah sama : dimana segala harga yang saya belanjakan tidak sampai 500 rupiah semisal 300,450, atau bahkan 250, menjadi 500 rupiah. Coba saja bayangkan, jika dalam satu hari pelanggan tidak jeli dan semua kejadian diberlakukan, sudah berapa keuntungan yang mereka terima dan kerugian yang didapatkan oleh customer.
Entah benar , entah tidak. Semua yang terjadi seperti sebuah rekayasa yang sebenarnya sudah disusun rapi entah oleh sipemilik, atau si kasir, atau di manajer, entah siapapun mereka. Tidak ada yang lebih menyebalkan ketika ini terjadi untuk ke-empat kalinya dengan kejadian yang sama, belajann saya yang sekian puluh ribu 150 rupiah, menjadi sekian puluh ribu 500 rupiah. Saya yang sudah terlanjur keluar pintu lalu masuk kembali dengan nada yang cukup tinggi dan menegur kasir akan perbuatan yang dia lakukan. Ketika itu, dengan sadar saya menyaksikan sang kasir yang terkejut dengan reaksi saya dan mengecek semua-nya dan mengaku salah. Ketika saya meminta penjelasan mengapa kejadian yang sama terus terjadi pada saya dan dia menjelaskan kesalahan pada komputer. Dia mengatakan bahwa dikomputer tertulis 500, dan di struk pembelanjaan tertulis 150. Saya hanya baru tahu, entah benar entah tidak, bahwa struk belanjaan dan komputer bisa tidak sejalan, mungkin mereka lelah, atau bisa saja bukan jodoh.
Memang saya belum menjadi pebisnis yang memiliki banyak uang dari hasil keuntungan, tapi bukan-kah sebaiknya anda jujur sebagai salah satu sarana yang digunakan masyarakat dan sarana yang membantu masyarakat? Bukan-kah ketelitian dan kejujuran itu penting sekali? Saya rasa sudah cukup ketika kita mendapatkan pelajaran moral dan akhlak, karena saya yakin sang pemilik juga memiliki didikan yang cukup terdidik. Alangkah baik-nya jika sang pemilik meluangkan waktu untuk mencodongkan telinga untuk mendengar keluh kesah costumer, dan memberikan waktu pada mata anda untuk membaca segala tulisan yang sebenarnya akan membantu bisnis anda lebih baik. Karena kita tidak akan menjadi lebih baik jika tak belajar dari kesalahan, bukan?
Comments
Post a Comment