Ini adalah sebuah kisah nyata yang saya harapkan bisa menjadi pelajaran bagi setiap orang yang lebih beruntung dari ketiga buah hati ini.
Sebuah keluarga kecil, dengan kondisi perekonomian yang tidak terlalu mendukung, begitu juga dengan kondisi pekerjaan suami yang masih kurang untuk mencukup kehidupan tiga orang anak dan satu orang istri. Dari sisi luar, keluarga ini memang tidak terlalu memperlihatkan apakah keadaan mereka memang baik, atau tidak sama sekali. Hanya saja, semua memang mengetahui bahwa keadaan mereka tidak begitu mencukupi.
Angel, Matius, dan Maria, lahir dari rahim seorang Ibu yang ber-nama Melva (nama samaran). Kehidupan mereka setidaknya lebih terlihat baik dibandingkan saudara ipar yang selalu cemburu dengan keadaan rumah tangga Ibu Melva yang lebih akur dan damai. Keluarga ini juga bisa dikatakan bahagia, walau sebenarnya semuanya serba pas-pas-an.
Ibu Melva melahirkan anak Ketiganya, Maria pada akhir tahun 2013. Kebahagiaannya bertambah dengan kehadiran anak ketiganya, namun sangat disayangkan ketika kondisi dari Ibu Melva sendiri tidak berkunjung baik usai melahirkan. Penyakit yang dialamai Ibu Melva tidak begitu jelas, karena sang keluarga tidak merujuk kerumah sakit dikarenakan masalah biaya yang mereka alami. Hingga suatu pagi say mendapat kabar bahwa Ibu Melva meninggal dunia.
Beliau meninggalkan seorang suami dan ketiga anaknya, termasuk Maria yang masih berusia 2 bulan. Sejak kepergiaan-nya saya selalu memperhatikan ketiga anak tersebut, Angel yang cukup baik dan perhatian menjadi anak yang cukup keras dan pemarah. Matius, anak lelaki yang pendiam menjadi pemarah dan pemukul, juga Maria yang berhenti ASI dan tidak merasakan kasih sayang Ibunya lagi.
Tidak ada rasa lain selain rasa sedih dan iba yang saya rasakan setiap kali saya bertemu dengan ke-3 anak tersebut, Maria yang juga dibesarkan oleh tantenya telah memanggil wanita tersebut dengan panggilan Mama. Dibesarkan tanpa seorang Ibu pastinya bukanlah hal yang mudah. Setengah dari diri kita sebenarnya adalah bekal yang sepenuhnya ditanamkan oleh Ibu. Ibu adalah mesin berjalan, google yang selalu availabe ketika anak bertanya, menjadi sapu tangan ketika anak menangis, dan banyak lainnya. Hanya tak terbayangkan betapa merindunya mereka akan kasih sayang dari Ibu.
Dibesarkan oleh seorang ayah dan tante maupun nenek rasanya akan selalu berbeda dengan rasa dibesarkan oleh tangan seorang Ibu. Namun apa daya, terkadang alam berkata berbeda. Anak memang tak berdosa dengan kepergian Ibunya, mereka hanya kurang kasih sayang dan layak mendapatkan lebih dari keadaan aslinya.
Comments
Post a Comment