Ini adalah cerita singkat yang saya satukan menjadi sebuah cerita blog. Kejadian ini terjadi di sebuah tempat belanja/ supermarket. Kejadian ini terjadi dalam waktu seminggu, dan ini terjadi sebanyak dua kali. Sebuah kejadian yang saya anggap adalah hal yang penting dan harus diperhatikan, namun mereka yang lainnya menganggap ini hal kecil yang tak perlu ditanggapi.
Dalam seminggu ini saya sudah beberapa kali mengunjungi tempat perbelanjaan ini. Dimana sebenarnya lokasi supermarket ini cukup terkeal dan banyak sekali tersebar. Diawali dari saya yang melakukan transaksi jual beli kepada kasir, dan saya mengeluarkan uang untuk membayar. Kejadian pertama, saya diberikan struk. Namun, sebelum diberikan struk, sang kasir langsung mengucapkan " Mb, semuanya Rp 45.500 ya mb". Lalu saya mengeluarkan uang pas dan keluar lokasi pembelanjaan. Setelah diluar, saya berniat untuk lebih teliti lalu memperhatikan semua struk pembelanjaan. Harga yang tertera bukanlah Rp 45.500, tetapi Rp 45.300. Saya memasuki tempat pembelanjaan dan mengatakan bahwa kasir tersebut salah ucapan dan salah harga. Kemudian saya yang seharusnya berkembalian Rp 200, mereka memberikan Rp 500. Lalu saya berkata, bukannya balik saya Rp. 200? lalu mereka bilang "Maaf Mb, kita tidak ada uang Rp 200. Ambil saja Rp 500 tersebut". Dengan sedikit kecewa, saya mengeluarkan uang receh saya sebanyak Rp. 300 dan mengembalikan uang Rp 500 yang mereka berikan .
Beberapa hari kemudian, saya berbelanja lagi di tempat yang sama namun berbeda lokasi. Pembelanjaan saya yang seharusnya Rp 23.700 menjadi Rp 24.000, itu juga setelah saya tegur dan saya minta struk, karena dia meminta uang saya namun tidak memberikan bukti struk belanjaan. Setelah saya minta, baru pegawai tersebut merespon dan saya menunggu 5 menit untuk cetakan struk belanjaan. Ketika saya meminta kembalian saya yang seharusnya Rp 300 , kejadian yang sama terulang kembali. Saya diberikan uang Rp 500 dengan mengatakan mereka tidak mempunyai uang receh. Saya cukup kecewa, lalu mencari uang Rp 200 sebagai kembalian dari uag Rp 500 yang mereka berikan pada saya.
Pesan :
Sejujurnya, saya tidak mengapa jika kembalian tersebut mereka katakan atau gantikan sebagai yang nama-nya sumbangan. Seperti yang selalu mereka katakan, walau sebenarnya kita tidak pernah tahu, apakah sumbangan tersebut benar-benar sudah disumbangkan. Tapi yang dibutukan oleh seorang konsumen ialah sebuah kejujuran dan ketelitian dari pegawai. apakah pegawai ; khususnya kasir itu tidak menganggap bahwa ini adalah hal yang harusnya diperhatikan? Saya harap ini tidak terjadi lagi di tempat tersebut, apalagi tempat pembelanjaan lain-nya. Saya juga berharap kepada para konsumen untuk teliti dan selalu memerhatikan. Ketika kita terbiasa membiarkan mereka bertidak salah, maka akan selalu menjadi salah. Lalu apa beda-nya hal ini dengan koruptor diluar sana?
Sebenarnya juga saya punya kejanggalan yang belum terjawabkan. Mengapa uang receh tidak ada ditempat pembelanjaan tersebut? Apaka memang tidak diurus sama sekali oleh pihak yang bersangkutan di tempat pembelanjaan itu? Kemudian, apabila saya ternyata tidak jujur dan menerima uang Rp 500 tersebut begitu saja, apakah tempat pembelanjaan itu tidak rugi? Apakah pegawai mereka itu juga tidak merasa bersalah sama sekali dengan memberikan kembalian lebih? Sungguh aneh, bukan?
Semoga, kejadian ini cukup terjadi pada saya dan tidak terulang pada yang lain. Mari lebih teliti lagi sebagai konsumen dan memberikan pengarahan yang benar jika kasir melakukan kesalahan. Mari tegakkan kejujuran dan ketelitian dalam bekerja!!!!
Comments
Post a Comment