Menjadi seorang Ibu dan memiliki putra yang tampan dan putri yang cantik adalah impian setiap wanita, bahkan saya juga. Namun tidak semua wanita dapat mensyukuri hal tersebut, hal yang sudah mereka alami dan dapatkan. Tuhan memang baik, namun kita yang terkadang tidak mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan selama kita hidup di dunia ini. Apakah pernah mereka, para wanita yang sudah menjadi Ibu sekarang ini mensyukuri kehadiran buah hati mereka? Apakah ada wanita yang menyadari bahwa masih banyak wanita lainnya yang sulit memiliki buah hati dengan banyak kendala yang bervariasi? Ada pantasnya mereka dihadapkan dengan situasi saat ini, dimana tak semua wanita dapat memiliki buah hati mereka.
Hal yang sangat menyedihkan ketika masih banyak mereka, sang Ibu yang menelantarkan dan menyia-nyiakan buah hati mereka. Saya rasa anda pasti pernah bertanya pada diri anda sendiri ketika bertemu dengan anak-anak yang masih dibawah umur sangat banyak berada dijalanan lalu anda berbisik dalam hati "Dimana sebenarnya keberadaan Ibu mereka?" ; "Apakah setega ini, para Ibu yang menyuruh anak mereka untuk bekerja?". Kisah lainnya, tentu kita juga pernah menyaksikan Ibu yang berjalan dengan anak yang tertidur sepanjang waktu lalu meminta sumbangan, bukankah itu sangat miris sekali? Bahkan itu dapat dikatakan kejam kalau ternyata dia hanya memanfaatkan anaknya yang tertidur demi mendapatkan uang sumbangan.
Anak adalah investasi orang tua kelak. Namun beberapa dari orangtua lupa akan perannya, khususnya peran Ibu yang seharusnya bisa mendidik lebih baik. Perkataan Dian sastro memang benar, "anak yang hebat terlahir dari Ibu yang hebat pula". Pernahkan anda berfikir betapa sakitnya mendapatkan pukulan? Saya rasa, saya bukanlah yang pertama pernah menyaksikan seorang Ibu yang memukul anaknya ketika terjatuh akibat bermain. Bukankah itu menyaitkan? Bermain adalah hal yang wajar bagi masa kanak-kanak, apalagi terjatuh karena keaktifan, dan tugas seorang Ibu ialah menenangkan tangisannya dan menerangkan hal yang baik seperti apa agar tidak terulang yang sama. Begitu juga dengan hal ketika saya melihat seorang kakak yang tidak sengaja berbuat sesuatu yang menyebabkan adiknya menangis dan sang Ibu juga melakukan hal yang sama, "main tangan". Mulailah untuk tidak menggunakan tangan anda sebagai pengajaran terhadap buah hati anda, masih banyak hal lainnya yang lebih baik untuk memberikan pengajaran.
Buah hati anda, khususnya mereka yang masih dibawah umur 5 tahun sebenarnya belum tahu apa-apa. Itulah sebabnya banyak orang bilang itu adalah masa emas, masa yang harus anda gunakan sebaik-baiknya dan berikan didikan yang akan disimpannya kelak. Saat yang lalu, saya sering menyaksikan ada seorang keluarga yang berkendaraan menggunakan motor, Ayah mengendarai, Ibu dibelakang, dan anak didepan, dan tidak menggunakan Jaket. Sebenarnya hal-hal ini terlihat sepele, tapi penting. Apakah anda tidak berfikir bahwa dia akan masuk angin? terkena debu? penyakit pernafasan? Pernah lagi saya menyaksikan buah hati mereka yang bahkan belum mencapai 1 tahun, dibawa berkendaraan motor dengan debu yang banyak pada saat itu, dan jujur saya merasa miris. Saya hanya tidak bisa bayangkan betapa kasihannya bayi tersebut yang tidak tahu apa-apa tapi akan mengalami "apa-apa" akibat tindakan Ibunya yang kurang peka akan keadaan.
Bukan satu atau dua, bahkan lebih banyak dari itu kejadian-kejadian yang kita saksikan tentang ketidakpekaan, ketidakpedulian khususnya seorang Ibu yang memiliki peran sangat banyak dalam kehidupan seorang anak. Bahkan mereka yang menggugurkan atau membuang anak juga lebih kejam dari apapun. Sebenarnya dari kisah-kisah ini yang kita saksikan dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga kelak. Buat kita, para wanita, terlebih bagi yang sudah membaca tulisan ini kiranya mampu merubah kondisi yang pernah ada.
Comments
Post a Comment