"Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia."
Mungkin ini adalah hal yang tidak pernah habis untuk dibahas didalam sebuah sistem, baik dalam kalangan sederhana hingga kalangan "atas" sekalipun. Sampai saat ini, saya berfikir bahwa moral seseorang itu berasal dari dirinya sendiri, dan bagaimana dia merubahnya menjadi lebih baik, jika moral sesorang memang tidak baik, maka saya rasa layak jika yang pantas disalahkan ialah dirinya sendiri yang gagal membentuk pribadi diri.
Tulisan ini terinspirasi dari sebuah kisah yang saya alami beberapa minggu yang lalu, sebenarnya sudah cukup lama sekali, dan kali ini saya coba rangkumkan dalam sebuh tulisan dengan beberapa kasus yang saya rasa cocok untuk digabungkan kedalam topik pembahasan moral.
Kisah Pertama, saya saat itu sedang berjalan dia area universitas, kebetulan universitas saya memiliki taman yang bisa dikunjungi siapa saja selain mahasiswa didalamnya, Saat saya berjalan, saya melihat sekumpulan orang dewasa yang hendak meninggalkan tempat dan memegang sebuah botol plastik yang dibuang dengan sembarang, saat itu juga saya melihat apakah ada atau tidak disediakan tempat sampah sehingga mereka membuangnya seenak saja, ketika saya melihat tempat sampah yang berada tidak jauh dibelakang mereka, saya spontan dan berkata " Kak jangan buang sembarangan dong, tuh dibelakang ada tempat sampah" sambil saya berjalan terus, dan siperempuan tersebut menjawab saya dengan singkat tanpa mengambil sampahnya kembali "iya kak, iya kak" . Sungguh memalukan bukan? Perempuan yang sudah cukup dewasa bahkan melakukan hal sesederhana itu saja tidak bisa.
Kisah Kedua, terlalu sering saya melihat orang membuang sampah sembarangan, apalagi ahir-akhir ini yang paling saya sering perhatikan ialah para perokok yang menggunakan mobil dan membuang puntung rokoknya dengan gampangnya keluar kaca mobil. Duh, ini makhluk atau apaan ya mengapa tak bisa mematikannya dan simpan saja didalam mobil, karena ketika saya didalam mobil dan tak ada tempat sampah, saya paling hobby untuk menyimpannya terlebih dahulu dari pada saya mengotori lingkungan yang saya tempati.
Kisah Ketiga, Saya melihat seorang bapak sedang merokok diangkot. Memang sudah biasa, tapi hal yang paling saya sayangkan ialah ketika dia sadar didepanya ada seorang bayi yang belum genap 2 tahun, dan dia dengan sadarnya menyalakan api rokok didepan bayi tersebut. Anak bayi yang seharusnya belum pantas dinodai oleh asap, namun merasakannya terlalu dini. Saya hanya heran, apakah lelaki ini tidak membayangkan bagaimana jika anaknya yang nantinya akan diperbuat hal yang sama dengan orang lain? Apakah dia ingin anaknya mati perlahan?
Saya tidak mengerti apa yang terjadi disekitar saya ini. Apakah hanya kota saya saja yang terjadi hal-hal seperti ini? Mengapa sangat jauh sekali dari hal yang sesungguhnya? Hal yang pantas untuk mengubah ini semua ialah kita, sebagai masyarakat. Kita, sebagai orang yang lebih sadar dan harus peduli. Mau sampai kapan kita punya moral dan mental seperti ini? Bukankah ini tidak baik untuk diteruskan? Marilah, marilah. Bukan lagi saatnya kita untuk memikirkan diri sendiri. Saatnya untuk memikirkan keadaan orang lain yang jangan sampai rusak hanya dikarenakan hal yang kita lakukan. Berubahlah, masyarakat. Kita ini semua agen perubahan, dan kita layak untuk merubah agar kita lebih dihormati. Bukan lagi saatnya memiliki moral dan mental budak. Mari membuat perubahan ke arah lebih baik!
Comments
Post a Comment