Apa yang saya rasakan, terlalu banyak orang-orang disekitar saya, yang mengabaikan orang-orang lain disekitarnya, mungkin saja karena malas berinteraksi, merasa bisa hidup sendiri, merasa tidak menemukan kesamaan dengan yang lainnya, yang memutuskan dia untuk lebih perduli hanya dengan dirinya sendiri. Hal ini sama dengan apa yang terjadi di sekitar saya, kita, kamu. Lihatlah sejenak, tenangkan pikiran, lalu ambil sebuah makna tentang hal ini. Saya sangat miris sekali, ketika banyak sekali orang di luar sana yang mengabaikan 'masa depan' , 'mimpi dan harapan' , dan 'didikan'. Ketiga hal tersebut adalah hal yang menurut saya sangat perlu sekali untuk diperhatikan, terutama mereka, 'budak-budak' yang masih belum tau mengarahkan perahu mereka nantinya.
Mereka, anak-anak, yang masih membutuhkan bimbingan, yang masih membutuhkan arahan. Yang pantas untuk disalahkan, ketika anak-anak salah mengambil jalan hidup ialah mereka, orang dewasa. Kita, sebagai orang dewasa, baik itu sebagai kakak, abang, ayah, ibu, paman, tante, segala macam peran mencakup orang dewasa memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan mereka para anak-anak ke dalam hal yang baik. Mereka butuh mimpi, mereka butuh harapan, mereka butuh didikan.
Sedih, ketika saya mulai melihat sisi 'bobrok' yang terjadi ada pribadi anak-anak disekitaran saya, yang mungkin juga sebenarnya berada disekitaran kamu juga. Beberapa waktu lalu, saya melihat sebuah peristiwa, dimana seorang anak kecil, yang memiliki tinggi kurang lebih 100/135 cm menaiki sebuah kendaraan roda dua, kisaran umur 12 tahun, dengan membonceng 2 anak kecil lainnya. Miris, rasanya terlalu miris menyaksikan hal yang seharusnya tidak terjadi. Ketika hal ini datang pada saya, saya hanya berpikir, apakah anak tersebut tidak dilarang oleh abang/kakak/ayah/ibu-nya? Apakah orang dewasa lainnya tidak juga melarang? Apakah si pemilik kendaraan sendiri juga seharusnya melarang bukan? Kasihan ketika mereka harus rusak sebelum waktunya, karena ketika apa yang terbentuk dari sejak kecil, akan susah diubah di saat besar.
Pada waktu yang tidak berjauhan, di tempat lainnya saya melihat tiga orang anak, berbadan kecil, kisaran umur 11/12 tahun, mengendarai sepeda mereka. Satu sepeda dikendarai oleh dua orang, sepeda lainnya hanya dikendarai oleh seorang saja. Hal yang menyenangkan ketika melihat anak-anak bermain sepeda, bercanda bersama, namun tidak dengan ini. Ketiga anak tersebut masing-masing memegang sebuah puntung rokok dengan keadaan ber-api, sedang menyala, dan mereka menghisapnya tanpa merasakan perasaan bersalah. Terlalu asik menikmati dunia, terlalu asik dengan keadaan yang mengglobalisasi, sampai kita lupa banyak generasi yang telah rusak sebelum waktunya. Anak-anak tersebut bukan hanya akan mengalami sulit belajar, mereka juga akan menjadi kecanduan hingga mereka besar, dan mereka juga telah memiliki resiko tinggi untuk terkena penyakit- penyakit yang diakibatkan oleh rokok tersebut. Efek lainnya ialah psikis, psikologis. Banyak anak-anak dibawah umur yang mencicipi benda haram tersebut sebelum waktunya, akan menjadi anak yang lebih agresif, emosian, suka membangkang, dan tak perduli dengan keadaan. Jika ini tidak diatasi secepatnya, maka akan menimbulkan efek negatif itu sendiri padanya. Itulah sebabnya peran orang dewasa di sekitarnya sungguh sangat diperlukan.
Inilah sebabnya mengapa keperduliaan itu menjadi hal yang seharusnya bisa diutamakan. Tak perduli siapapun mereka, khususnya mereka yang masih kecil dan butuh arahan, sumbangkanlah segala keperdulian kita bagi mereka. Buanglah segala rasa cuek dan acuh, karena memang kitalah sebagai yang lebih dewasa untuk membimbing mereka lebih baik lagi.
Mereka hanya anak kecil yang masih tidak tau kemana harus melangkah, sebab itu ringankanlah langkah kita untuk memberikan secercah harapan sehingga mereka mampu untuk tidak merusak masa depan mereka sendiri, Mari selamatkan masa depan mereka. Para penerus bangsa.
Comments
Post a Comment