Bukan, saya bukan satu-satunya orang yang menuntut akan
kenaikan harga angkutan umum yang dinaikkan secara sepihak atau tidak, saya
pastinya tidak tahu. Ya, saya mengerti, ketika pada saat itu harga BBM naik dan
para supir angkutan umum juga memikirkan akan apa yang mereka makan nantinya
jika bayaran masih sama saja dengan yang lama, maka munculah kebijakan baru
tersebut. Benar. Harga bayaran angkutan telah naik, dan beberapa masyarakat
juga mengalami keberatan. Namun apa daya semuanya memang mengikuti perkembangan
yang telah diterapkan dari atasan.
See. Sekarang keadaan berbeda. Semua keadaan dapat berubah
walau hanya sedetik saja. Ya, walaupun ini bukan butuh sedetik namun lebih. By
the time, and finally harga dari Bahan Bakar Minyak / BBM telah turun, dan jika
disandingkan dengan harga sebelumnya, hanya mengalami peningkatan sebanyak Rp
100,- ; namun keadaan tetap sama. Fakta. Ini adalah suara beberapa dari mereka yang saya
wakilkan dalam sebuah tulisan. Benar, ketika para supir angkutan merasa mereka
semakin miris, dan begitu juga para penumpang, karena tak semua penumpang yang
mendapatkan kedudukan jauh diatas sang supir angkutan, ada yang setara,
dibawah, atau mungkin diatasnya, namun keadilan tetaplah keadilan. Keadilan
adalah sesuatu yang harus dibagikan dengan rata.
Seseorang berkata, bahwa harga dari angkutan tidak akan
turun dikarenakan harga dari perlengkapan ataupun onderdil dari angkutan juga
sudah menaikkan harga, namun bukan berarti situasi melupakan mereka yang terus
saja bertanya, ya, masyarakat. Saya rasa masyarakat adalah mereka yang selalu merasa
menjadi korban walaupun sebenarnya belum tentu iya. Tapi mereka adalah bagian
dari sebuah kenegaraan, bagian yang memang harus diperhatikan. Mereka akan
mengerti jika diterangkan, dan akan bertanya jika tidak menemui sebuah
kejelasan.
Biarlah kiranya tulisan saya ini dibaca mereka yang mampu
mengerti. Dibaca untuk dipahami. Ya, semoga saja tulisan ini mewakili mereka
yang masih dipenuhi sebuah tanda tanya
besar, apakah kondisi harga dari angkutan sudah turun juga seiring dengan
turunnya harga BBM atau tidak. Karena ketika mereka menurunkan dengan
sendirinya tanpa adanya sebuah keputusan SAH, maka mereka yang akan menjadi
mangsa bualan dari sang supir, tak kala beberapa dari mereka juga akan
memberikan makian. Ya, mereka memang bersalah, bersalah akan sebuah ketidak
pengertian dan ketidak pahaman yang menumpuki pikiran mereka. Biarlah
masyarakat menerima hak atas segala tanda tanya besar mereka, karena memang ada
akhirnya, baik kita yang berada di atas, tengah, maupun bawah, akan tetap
membutuhkan kalian, kendaraan transportasi. Kalian, para supir dari sebuah
angkutan
Comments
Post a Comment