Ibu adalah sosok yang paling di muliakan di bumi, yang biasanya menjadi sosok yang akan selalu dibanggakan dibanding Ayah, dikarenakan semua jasanya yang sungguh luar biasa, segala cinta dan kasih sayang yang tak akan pernah ada habisnya.
Dizaman yang sekarang ini, sosok Ibu telah mengalami pergeseran yang terkadang hampir diluar batasan. Baik Ibu yang telah menjadi seorang pekerja seutuhnya, baik itu Ibu yang menjadikan suaminya sebagai Bapak rumah tangga, atau Ibu yang memperdayakan anaknya sendiri sebagai penghasil duit untuk dirinya dan keluarganya.
Ini bukanlah sebuah karangan biasa, sebuah kisah cerita yang mungkin masih banyak yang mengira bahwa ini adlah fiktif belaka, namun tidak, ini adalah sebuah kisah nyata, yang tidak bisa mereka ceritakan, karena mereka yang masih tidak tahu apa-apa soal kehidupan.
Ibu yang memperdayakan anak dijadikan tambang duit adalah Ibu yang tidak tahu malu, Mungkin sedikit kasar, tapi bagi saya Ibu yang sesungguhnya tidak akan sanggup merelakan anak-nya melakukan hal yang seperti itu.
Kisah Pertama
Saat saya berada disebuah tempat makan yang berada disekitaran jalan sisingamangaraja, Medan. Seorang anak datang menghampiri meja saya yang kebetulan saat itu saya sedang makan malam dengan kakak perempuan saya. Dengan rasa Iba, kami melihat seorang anak laki-laki yang sedang berjualan keripik dan menawarkannya disetiap sisi meja yang ada. Karena perasan tersebut, maka kami pun membeli tiga buah keripik yang berada ditangannya lalu membayar sebesar Rp. 10.000,- ; tidak sampai disitu, kami mengamati anak tersebut berjalan keluar, dengan kagetnya kami melihat dia menghampiri seorang wanita dan memberikan duit sepuluh ribu hasil jualan tiga keripik tersebut. Saat dia kembali menuju tempat makan dan menawarkan jualan, saya sejenak memberhentikannya lalu bertanya, "adik yang diujung sana tadi siapa? Ibu ya?" lalu dia menjawab "iya" dan seketika saya merasa sangat kecewa.
Kisah Kedua
Saya berada di pinggir jalan sekitaran dokter mansyur, Medan, sedang menunggu angkutan saya datang. Sembari menunggu, lewatlah seorang Ibu dan anak perempuannya, mereka berdua bergandengan tangan dan sedang meminum es kolak dingin. Ketika Ibu dan anak tersebut sudah dekat di sebuah tempat makan jalanan, anak dan Ibu yag tadinya bersama sekejap lalu berpencar satu dan lainya. Ibu tetap berjalan lurus, sang anak membelokkan langkahnya dan menuju para pengunjung yang sedang meminum-minuman dingin di tongkrongan pinggir jalan tersebut, sembari meminta-minta. Rasanya ingin sekali menegur Ibu tersebut yang membiarkan anak-nya meminta -minta dan dia hanya berjalan lurus dan menunggu anaknya diujung jalan. Saya hanya heran mengapa ada Ibu yang masih sanggup melakukan dan mengajarkan hal yang tidak layak seperti itu kepada anak-nya.
Dua kisah diatas hanyalah beberapa dari sekian banyak yang sering saya jumpai. Hanya tidak pernah berhenti bertanya sampai kapan mereka akan berhenti menyiksa anak mereka seperti itu. Masa kecil adalah masa yang seharusnya ditanamkan sebuah memori indah, ajaran yang baik, mendidik, mengembangkan mereka dengan segala hal-hal baik dan positif agar kelak saat besar nanti mereka akan siap dan mampu menjadi penerus bangsa yang kuat. Doa yang tidak akan pernah habis, untuk mereka anak-anak yang tidak berdosa. Biarlah kiranya mereka, para orangtua yang melakukan tindakan yang sama dapat berhenti sekarang juga. Kasihanilah anak anda, bimbinglah mereka, karena Tuhan menitipkan anak bukan untuk anda jadikan budak.
Comments
Post a Comment