Hai Famiy. My beloved readers especially ya. Kembali lagi dengan saya di...... Blogger. Well, hari ini saya membawakan sebuah tema atau judul besar yang menurut saya lumayan unik untuk menarik perhatian agar dibaca oleh kamu sekalian. by the way, ide ini berasal dari kejadian-kejadian yang terjadi akhir-akhir ini disekitar kita. pastinya kita semua tahu mengapa. Ya, kenaikan BBM.
Sebenarnya saya sedikit risih, mungkin bisa dikatakan sangat risih sekali dengan tindakan beberapa orang yang mengaku mahasiwa (walaupun sebagian memang ada mahasiswa) yang melakukan tindakan seperti itu. Ya, memang. Saya setuju bahwa Indonesia ialah negara demokrasi, dimana kamu dengan bebasnya memberitahukan pendapatmu akan apapun yang terjadi di negara kita ini, Indonesia. Namu, menurut pandangn saya pribadi, saya sama sekali tidak sepaham dengan hal-hal seperti itu.
Then, saya sangat senang sekali jika memiliki pemerintah yang sama sekali tidak rasis dan bertindak adil akan apapun yang dilakukan oleh pihak bersangkutan, mengapa saya katakan seperti ini? Mungkin para pembaca sendiri tahu jawabannya. Yuk kita bahas satu-persatu.
One, saya paling tidak suka ketika banyak orang yang membuat meme tentang presiden kita yang menentukan akan kenaikan BBM. Ya, memang boleh-boleh saja karena itu memang hak setiap orang, dimana saat yang lalu mereka mulai dengan seringnya mengganti dp ataupun pm bbm (blacberry) yang menunjukkan ketidaksukaan mereka, kekecewaan mereka, akan hal yang terjadi. Menanggapi hal yang sama, saya pun memasang dp yang berbeda yang berlawanan dengan dp yang dipasang oleh seseorang di kontak saya. Dalam beberapa menit kemudian, beliau melalukan komunikasi messager dengan saya dan menentang apa yang saya bilang, bahwa saya membandingkan rokok dengan kenaikan BBM. beliau mengatakan bahwa BBM dan rokok tidak bisa dibandingkan sama sekali. Saya heran, mengapa? Satu, saya tidak menggangu statement yang beliau gunakan. Dua, i have my own right on what i chose. Tiga, please jangan anggap semua orang punya pemikiran ataupun pendapat yang sama dengan kamu tanpa penjelasan apapun yang kamu berikan. Inti dari point One ini ialah, please do not interfere other decision. it is up to you on what you chose, but does not mean you have to influence people then choose what you chose.
Two, Saya paling heran dan sangat heran ketika banyak mahasiswa yang mengajak mahasiswa-mahasiswa lainnya untuk melakukan demo di pertengahan jalan yang saya tidak tahu maksudnya apa. Mau tau apa aja yang saya saksikan?
Pertama, disebuah hari kalau tidak salah hari sabtu di bulan November ada sebuah demo yang dilakukan oleh mahasiswa Univeritas di dalam lingkup Universitasnya sendiri, mereka menuliskan tulisan aneh lalu membakar ban dan menutup jalan. Ketika tiba-tiba polisi datang lalu mereka dengan cepatnya bubar dan hilang entah kemana, dalam hati saya (dasar pengecut) yang mungkin agak kasar dan itu memang fakta.
Kedua, saya melihat banyak mahasiwa melakukan demo juga, hampir menutupi jalan yang sangat banyak kendaraan apalagi saat sore dimana jam-nya para pekerja untuk pulang. Membawakan tulisan-tulisan berupa penolakan di jalan sekitaran jamin ginting, Medan. Saya merasa lucu, ingin tertawa, karena menurut saya yang mereka lakukan sangat konyol sekali.
Ketiga, saya pernah menaiki sebuah angkutan menuju rumah saya. dan turun disebuah tempat. dari arah seberang, tampak hanya lima orang anak yang saya tidak tahu berstatus apa dan mereka mendemokan ketidak-setujuan menaikkkan BBM. Lalu, saya merasa lucu kembali. Mendemo ditengah jalanan ramai, hanya 5 orang? Kalian mau demo apa jualan? Lucu. sekejap saja para kendaraan marah, kalian bisa lenyap dari peredaran jalan bukan? Langkah yang seharusnya kalian fikir seribu kali untuk turun kejalan tanpa mekanisme.
Ke-empat, Ketika saya mendapatkan banyak pengajakan, pengajakan untuk beramai-ramai melakukan aksi demo dan menuntut akan kenaikan yang seharusnya tidak dinaikkan, alasan mereka ialah para warga miskin yang tak tertolong, berhubung saya tidak suka, dan saya menolak mengatakan apapun tentang ajakan tersebut.
Oke, setelah membahas hal-hal diatas, saya akan membahas pandangan saya sendiri akan hal-hal ini.
Mungkin para pembaca yang membaca ini akan mengatakan bahwa saya adalah pendukung si pembuat kebijakan sehingga saya meng-iyakan saja apapun yang beliau lakukan, apapun keputusan yang beliau lakukan terhadap negara. Yuk saya akan jelaskan.
By the way, saya sendiri sebenarnya merasa bahwa saya adalah pihak yang normal. Dimana saya merasa bahwa saya tidak membela siapapun. Mengapa saya malas dan tidak ingin bercuap-cuap?
Pertama, saya yakin bahwa setiap hal pasti memiliki sisi positif dan negatif, dan saya yakin pemerintahan membuat sebuah kebijakan pasti punya tujuan, dan sebab itu saya mendiamkan.
Kedua, saya merasa sangat aneh sekali ketika mendengar demo-demo ataupun ajakan untuk melakukan demo tersebut, kenapa? Karena menurut saya yang melakukan hal-hal tersebut ialah mereka yang tidak memiliki pekerjaan sama sekali untuk dikerjakan sehingga demo. Mengapa saya berkata seperti itu? Karena saya sudah mengamati terlebih dahulu, BBM naik bukan hanya pada saat ini namun sudah juga pada masa sebelumnya, demo pun telah terjadi bahkan sama parahnya, atau mungkin lebih parah yang lalu dan... see? Tidak menghasilkan apapun. Dari cerita tersebut, saya sangat berharap ke pada mereka yang melakukan demo, bahwa hal yang mereka lakukan yang mereka tahu bahwa itu tidak akan berhasil, buat apa dilakukan? kalian hanya membuang tenang kalian sendiri. Next, mengapa saya tidak suka juga, karena menurut saya memang masyarakat tidak boleh menuntut hal yang belum tentu salah. Maksud saya disini ialah, ketika si pemilik kebijakan menerapkan kebijakan, pasti memiliki tujuan dan hal yang ingin dicapai. Namun, ketika dia sudah menerapkan kebijakan tersebut namun tak mencapai tujuan, hal yang sangat wajar bagi saya ketika banyak yang melakukan demo. Maslahnya ialah, bahkan kita belum melihat pekerjaan yang dihasilkan bukan? Hal-hal seperti inilah yang saya harapkan kita semua untuk berfikir terlebih dahulu. Untuk apa menuntut hal yang belum terlaksana? Ibarat kalian menuntut beras menjadi Nasi padahal masih dalam proses pencucian.
Saya rasa para pembaca sekalian mengerti sekarang mengapa saya sebenarnya hampir bisa dikatakan tidak suka dengan yang namanya demo tidak jelas, demo yang hanya ikut-ikutan, demo yang dilakukan hanya dari pandangan yang subjektif maupun objektf. Karena biarlah kiranya kita bisa berfikir lebih jelas lagi, berfikir seribu kali dalam menentukan langkah mana yang seharusnya kita harus ambil. Karena memang tugas kita para pemudi/a Indonesia ialah membangun bangsa dan negara. membawa kedamaian, bukan peperangan.
Comments
Post a Comment