Aku bukan satu-satunya yang punya banyak pertanyaan didalam kepala
Tentang Apakah bumi bulat atau datar
Tentang apakah pelangi memang datang setelah hujan
Apakah setiap penderitaan selalu diakhiri dengan kisah bahagia
Pertanyaan dikepalaku
Pertanyaan dikepalamu
Kumpulan pertanyaan rumit yang aku, kamu, bahkan mereka juga tidak tahu
Tidak mampu membalas
Tidak mampu menyelesaikan titik titik, atau memberi kata setelah tanda tanya
Kau menyuruhku untuk meyakini apa yang aku mau
Lalu aku dihancurkan oleh keyakinanku sendiri
Kau anjurkan aku untuk percaya
Bahwa hal positif yang aku fikirkan bisa berbuah hasil manis
Sejenak aku merenung dan bertanya
Ketika apa yang kupercaya mencobaiku habis-habisan
Titik darah penghabisan
Kau mau suruh aku dengan apa lagi?
Kau mau yakinkan aku akan apa lagi?
Memaksaku untuk percaya?
Atau menganjurkanku meyakini bahwa cobaan juga berakhir bahagia
Seperti pelangi yang datang sehabis hujan?
Abstrak dikepalaku kau takkan mengerti
begitu juga dengan milikmu yang mungkin...
Tak satupun ingin tahu
Tapi, bukan denganku
Kini kuharap kau mengerti
Berhentilah untuk mengajakku percaya
Berhentilah untuk membuatku yakin bahwa semua akan baik-baik saja
Karena,
Tidak.
Pergilah jauh
Jangan memberi kisi-kisi lagi
Aku akan temukan sendiri
Bahwa hidup memang akan selalu seperti ini
Sampai kau sendiri akan merenungi
Bahwa tidak akan pernah ada jawaban
Tidak akan pernah ada akhir
Dari sebuah kisah dan pertanyaan
Kau. Hanya. Sedang. Dipermainkan
Ku percaya Tuhan? Katakan padaku!
Kata-katanya, Malam paling gelap bukan saat malam tiba.
Tapi saat ingin datangnya subuh, dimana matahari menampakkan sinarnya satu-persatu
Kini, Kau paham?
Comments
Post a Comment