Sudah lama saya meninggalkan dunia organisasi yang membuat saya suka dan hampir lupa bagaimana sebenarnya tata cara dalam berorganisasi. Saya lagi stase akhir menuju ners dan tidak lagi didalam masa dinas, dan berada disebuah kelompok dengan kebimbangan akan ada tidaknya nyawa seorang ketua. Kala itu, sudah sangat kepepet sekali dan akhirnya emosi saling membeludak, terucaplah keluh kesah antara beberapa anggota akan ketidak-aktifannya anggota lainnya dalam bekerja sehingga dia merasa bahwa dia-dia saja yang menjadi nyawa dalam sebuah kelompok tersebut, padahal itu adalah nyawa bersama.
Saya masih ber-status anak gadis biasa yang dahulunya suka menggebu-gebu dalam ber-organisasi dans ekarang menganggap diri hanya sebatas kacang-goreng yang merasa tidak berkemampuan apa-apa. Kesimpulan akhir pada hari itu diubahlah sang ketua yang benyawa tak bernyawa mundur perlahan dengan alasan bukan tipe orang yang suka memerintah tapi lebih suka diperintah. Tidak suka pekerjaan yang terlalu kaku, apalagi berfikir berat dan merasa terbeban. Berani atau tidak sebenarnya saya tidak tahu, hanya saja saya merasa untuk harus datang lagi ke zona yang sudah tidak nyaman ini agar dihampiri kembali. Majulah saya, si ketua baru dengan nyawa pas-pas-an dan modal nekat dan rasa percaya diri yang terlalu tinggi.
Sehari- dua hari masih terlewati, dan saya langsung dihampiri mimpi yang sungguh aneh tentang saya dan beberapa orang yang menjadi anggota saya didalam kelompok. Mimpi yang datang juga bukan mimpi sembarangan. Karena rasa percaya akirnya saya buka google dan mencari primbon-primbon zaman dulu dengan modal siap- tidak siap- apabila hasil primbonnya jelek. Dan ternyata, beberapa hasilnya biasa aja, dan beberapa lagi seperti berbau negatif. Akan datang musibah, misalnya. Menjadi sebuah pikiran dan akhirnya saya ceritakan dengan teman dengan harapan dan petuah yang pernah terucap "kalau mimpi diceritain gapapa, nanti ga ke-jadian" wah hebat sekali ga tau apakah ini works atau enggak pada akhirnya nanti.
Pencarian dana demi melaksanakan kegiatan yang sudah mepet dan tinggal hitung hari yang tak lebih dati seminggu setengah menjadi beban tersendiri, atau bisa disebut beban rame-rame yang merasa harus dipikirkan sendiri. Bingung rasanya mau cari dana kemana, walau sebenarnya apapun bisa dilakukan karena tidak ada kata terlambat, atau "lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali". Bayangkan saja kami sedang menggebu-gebunya berusaha dan berdoa kiranya uang dapat terkumpul demi melaksanakan projek sukses ini dimasyarakat. Karena harapan akhirnya ialah dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar, mampu meningkatkan harapan hidup dan usia kesehatan bagi warga, ditambah lagi menjadi sejahtera.
Karena ujian selalu ada karena memiliki jawaban, entah kita benar atau salah, yang penting kita berusaha menjawab sebisa yang kita mampu. Kalau istilah dahulu "isilah mengarang bebas aja juga gapapa yang penting siap" bisa dijadikan salah satu panduan dalam ujian hidup kali ini. Berat sih, tapi yaudah jalanin saja. Toh zona yang tidak nyaman ini sudah diambil, artinya ya segala resiko harus siap diletak dipundak dan dinaikkan ke otak (mikir- keras). Entar juga pasti ada aja jalan keluar. Yang penting tetap mikir, jangan berhenti.
Tak masalah jika pelan namun pasti, as long as you don't stop.
Comments
Post a Comment