Beberapa penulis selalu
memiliki ciri khas dan perhatian yang berbeda akan hal yang mereka tuliskan
pada akhirnya. Dan inilah dia, klakson yang membutuhkan pengaturan agar tidak
semena-mena. Berhubung saya tinggal di Medan saat ini, saya akan membawakan kisah yang terjadi
disekitaran sini yang mungkin bisa juga terjadi didaerah lainnya di Indonesia
kita ini.
Sebelumnya, saya akan
menjelaskan terlebih dahulu apa itu klakson. Klakson adalah trompet
elektromekanik atau sebuah alat yang membuat pendengarnya waspada. Biasanya
klakson digunakan pada kreta, mobil dan kapal untuk mengkomunikasikan sesuatu,
dimana biasanya pada Negara maju, digunakan untuk memperingati pengendara yang
kurang tertib atau jika pengendara lain diprediksi akan menyebabkan kecelakaan.
Medan, kota yang cukup
ramai dan penuh juga padat akan orang-orang didalamnya, namun tak sedikit orang
yang berasal dari luar Medan akan terkejut dengan kondisi disini. Tidak sedikit
yang mengenal Medan dari para pengendaranya yang seolah-olah menjadi bagian
dari fast and furious, ada juga yang mengenal Medan dari logat bahasa yang
digunakan, dan tak sedikit juga yang mengecap medan ini sebagai “otang yang
kasar”, dan tak heran, beberapa memang menujukkan fakta yang saya sebutkan
sebelumnya.
source https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=667&tbm=isch&q=tumblr+loudspeaker&spell=1&sa=X&ved=0ahUKEwi_hKfLhZTOAhUMLI8KHeCsDX0QvwUIGSgA&dpr=1#imgdii=U80Qx5qrKkTy5M%3A%3BU80Qx5qrKkTy5M%3A%3BqEvdq0qwZLRa5M%3A&imgrc=U80Qx5qrKkTy5M%3A
Berbicara tentang
masyarakat yang suka balapan ala fast and furious, ga bakalan heran kalau
sampai di Medan. Biasanya yang suka balapan itu ya para supir angkutan disini,
dan ga heran kalau jantungnya para angkuters kota Medan udah terlatih dan
sepertinya mengurangi tingkat penyakit jantung karena udah dilatih sejak dini
naik angkutan. Disamping balap-balapan ala angkuters kota medan dan para pengendara lainnya (selain
angkutan, motor juga suka balapan seenak jidat) para pengendara lalu linta disini juga terlalu sering menggunakan
klakson yang membuat suasana menjadi berisik. Macet dikit, klaskon. Berenti
dikit, klakson. Ngelihat kawan yang dikenal naik kendaraan lain, klakson. Sesama
pengendara kadang ngucapin terima kasih aja, klakson. Ngamuk dikit, klaskon.
Lampu merah masih kuning, klakson. Ada kemacetan karena gangguan jalan,
klaskon. Kebayang ga sih berisiknya lalu lintas disini.
Kadang saya ga mengerti
apa yang terjadi di kota ini. Ketika klakson sudah menjadi hal-hal yang suka-suka.
Bahkan memang ga bisa disalahkan ketika pengendara lainnya juga ga taat peraturan
sehingga klakson pun berbunyi, contohnya : jalur lurus lampu merah, jalur kiri
jalan terus, nah si jalur lurus berenti nunggu di jalur kiri yang buatin jalur
kiri macet, nah yang mau ke jalur kiri
ga sabaran dan bakalan idupin klaskon sampe setengah jam pun jadi asal si
penyeleweng jalanan minggir dan kasih jalan ke jalur kiri. Penggunaan klakson
yang begini kadang buat telinga pengendara lainnya jadi suka kesal. Sampe
sekarang saya ga mengerti akan sikap dan perilaku masing-masing masyarakat,
ketika yang saya temukan adalah banyaknya masyarakat yang suka melanggar dari
pada mematuhi.
Yang paling saya ingin
bahas disini ialah mengenai “suara klakson”. Di kota saya ini, suara klakson
bisa macam-macam, bahkan kalau ada suara klakson ngerekam pakai suara sendiri
dan isinya caci maki, ya mungkin bakalan dipasang juga. Saya gatau apakah ini
ditemukan diMedan saja atau bukan, ketika kamu mendengar klakson sirine
ambulance bisa dipakai siapa saja, sirine polisi bisa dipakai siapa saja,
sirine pemadan kebaran bisa dipakai siapa saja, bukankah ini akan menciptakan
kaeos yang membuat pengendara lainnya merasa kesal.
Tidak hanya itu, suatu
hari ketika saya dan saudara saya ber-motor sore keluar rumah dan kita berdua
di klakson pakai klakson-an mobil yang buat kita berdua olahraga jantung karena
takut ditabrak dari belakang, alhasil yang lewat dari sisi kiri adalah sepeda
motor menggunakan klakson mobil. Kita udah olahraga jantung dan diakhiri dengan
tertawa terbahak-bahak akan kebodohan kita sendiri yang percaya bahwa itu
adalah mobil. Kesuka-suka-hati-an menggunakan suara klakson seperti ini menurut
saya bukanlah hal yang wajar. Klakson tersebut menjadi sebuah ciri khas yang
menjadikan kita mengenali itu sebagai sebuah urjenitas, bukan sebuah mainan musik elektomekanik belaka.
Pentingnya menjaga ciri
khas masing-masing klakson berdasarkan jenis kendaraannya mengajarkan kita
untuk lebih teratur. Misalnya : kendaraan sedang dijalan dan sirine ambulan
berbunyi, artinya adalah kita harus siaga ambil jalur kiri dan kasih jalan,
begitu juga dengan sirine pemadam kebaran, maupun sirine khusus lainnya. Kesuka-suka-hati-an
memasang klaskson seperti ini mungkin terdengarnya biasa saja dan tidak terlalu
mengganggu karena masyarakat sudah
menganggap hal tersebut menjadi hal yang wajar, adalah sebuah kesalahan
ketika kita menganggap sebuah ketidakwajaran menjadi kewajaran yang dibiasakan.
Bagi saya, yang
ditekankan pada tulisan ini adalah jenis klakson. Mungkin membunyikan klakson
sesuka hati dengan alasan masing-masing yang menganggap itu memang pantas dibunyikan,
itu kembali lagi pada anda. Tapi yang perlu kita perhatikan ialah, biarlah
klakson motor menjadi miliknya motor, dan klakson mobil menjadi miliknya mobil,
begitu juga dengan sirine pemadam kebaran, sirine ambulans, dan sirine khusus
lainnya yang hanya digunakan untuk jenis kendaraan khusus tersebut. Lah mosok
iya sih baju lakik dipakai perempuan? Nah sama juga dengan pemakaian jenis
klakson tersebut. Karena telinga kita sudah peka dan mampu membedakan
masing-masing kegunaan klakson- masing masing kepemilikan bunyi klakson, ketika
dipakai tidak sesuai dengan bunyinya, maka akan mencipkatakan kebingungan dan
kekesalan belaka. Dengan ini saya menyampaikan, mari kita hapuskan sebuah
ketidakwajaran yang menjadi kewajaran yang dibiasakan. Mengerti?
Comments
Post a Comment