Moral Bangsa
Dalam bahasa Indonesia, moral ialah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, susila, dsb.
Menurut saya, nilai sebuah bangsa dinilai dari moral masyarakat yang berada didalamnya, untuk mengetahui apakah negara tersebut sudah cukup baik atau tidak memperdulikan keadaan bangsa.
Mengapa saya membahas Moral?
Mungkin sedikit aneh karena saya membahas moral jika tanpa ada alasan yang mendukung bukan?
Saya akan membahas mengenai apa yang saya lihat dan saksikan tentang kejadian sehari-hari yang sudah menjadi kebiasaan beberapa masyarakat sekitar.
Sudah menjadi hal biasa, ketika saya melihat bahwa banyaknya masyarakat yang sudah tidak perduli dan menganggap enteng akan segala peraturan yang ditetapkan oleh pemerintahan kota, atau mungkin bisa dibilang peraturan negara.
Hal yang saya ambil ialah apa yang terjadi di jalanan kota, tepatnya keadaan lalu lintas yang masih saja dikenal buruk di Indonesia. Padatnya penduduk, padatnya keadaan roda empat, maupun roda dua membuat keadaan aktivitas transportasi memburuk. Meningkatnya angka pemakaian kendaraan ini membuat keadaan lalu lintas semakin padat dan banyak dipenuhi polusi. Ini juga termasuk masalah yang diakibatkan oleh kendaraan tersebut, bukan hanya itu, ketidakpatuhan masyarakat akan "berhenti dibelakang garis" pun sudah hanya omongan belaka. Sebenarnya saya juga bingung, yang mau saya salahkan masyarakat atau malah petugas yang seharusnya menegur saat menjaga ataupun melihat yang terjadi, namun fakta yang saya saksikan. ketika tidak adanya anggota yang berwajib menegur masyarakat yang melanggar hal tersebut.
Ini sangat miris sekali sebenarnya. Tapi apa yang mau dikata, ketika mindset masyarakat telah terbentuk sedemikian rupa.
Hal yang paling saya sayangkan dan sangat menyedihkan menurut saya, ketika saya menyaksikan bahwa lampu dalam keadaan merah namun banyak orang yang malah menerobos lampu tersebut. Mari kita balik sekilas mengenai apa yang kita pelajari saat berada dibangku Sekolah Dasar. Ketika guru mengajarkan kita bahwa lampu merah untuk berhenti, lampu kuning untuk hati-hati, dan lampu hijau berarti jalan, namun fakta yang terjadi berbeda, ketika semua lampu jadi memiliki fungsi yang sama di beberapa mata masyarakat.
Hal yang paling miris sekali,. ketika yang melakukan penerobosan lampu adalah seorang tua (orang tua). Saya bertanya pada diri saya, mengapa orang tua, yang seharusnya lebih bisa berfikir bijaksana karena sudah menelan pahit manis kehidupan, malah dengan gampangnya menerobos? Mungkin ini memang hal sepele, namun menurut saya, kita sudah bisa menebak sebuah kepribadian seseorang hanya dengan hal kecil yang mereka pun tidak patuhi. Yang memalukan terjadi, ketika saya melihat orang tua yang sedang membawa anggota keluarganya, termasuk anak-anak, dan melakukan pelanggaran. Tidakkah si anak pasti berfikir bahwa apa yang dia dapatkan disekolah bertolak belakang dengan apa yang dilakukan orang tua mereka? Pernahkah orangtua yang melakukan hal tersebut berfikir samapai sejauh itu?
Sedih, ketika penerus bangsa yang kita harapkan untuk memajukan bangsa menjadi penerus yang sudah diracuni dengan ketidakpatuhan sejak dini. Saya berharap sekali bahwa masyarakat punya kepekaan yang baik agar semuanya juga berjalan dengan baik. Tidak hanya membiasakan diri mereka mengenai betapa pentingnya sebuah kedisiplinan, namun juga pentingnya mendidik generasi muda yang seharusnya bukan diracuni dengan kecurangan, namun di didik dengan sebuah kejujuran dan kedisiplinan yang akan membawa mereka kelak kepada moral yang baik, dan menjadi bagian bangsa yang terbaik.
Comments
Post a Comment