Aku tak pernah menyukai hujan sesuka ini. Walau hujan tak selamanya datang dengan permulaan yang baik. Kadang dia disertai rintikan rintikan kecil, memberikan suara yang selalu saja mudah untuk ditanda oleh siapapun yang mendengarkannya. Beberapa dari mereka juga datang sesuka hati, dengan gemuruh gertakan seolah-olah memakai alat pembesar suara, sehingga yang mendengar terkadang merasa takut dan gundah.
Suasana sejuk yang diberikan selalu ada, walau beberapa kesejukan disertai keseraman dan kekuatiran, dan beberapa disertai rasa nyaman adem sembari memberi kebahagiaan. Ya, beberapa dari hujan yang turun ini memiliki artinya tersendiri, karena hujan ini bersifat objektif.
Hari ini aku belajar banyak dari hujan. Aku belajar bahwa kebahagiaan tak selalu datang dengan kebahagiaan. Kadang dia datang dengan permulaan penderitaan.
Aku juga belajar, bahwa beberapa makna cinta kadang tersirat dalam jatuhnya hujan. Ibarat derasnya jatuh membasahi tanaman, mengartikan tanda cinta yang tak menginginkan dia layu, walau hujan mungkin saja tak pernah tahu, gerintik gerimis yang dijatuhkannya sebenarnya menyakitkan, tapi keduanya tetap saja saling membutuhkan.
Aku juga belajar dari hujan, bahwa dia tak selamanya memberikan rasa sakit. Dengan memberikan rasa sejuk pengantar tidur, dan keindahan berwarna warni pelangi. Ibarat cinta yang selalu saja memberikan pengorbanan dengan ketulusan tanpa sebuah kebohongan.
Hujan mengajarkan banyak hal, tergantung sisi mana yang ingin kita lihat. Tapi bicara soal cinta hujan, ialah bicara mengenai jatuh bangunnya kisah kehidupan. Karena hujan memberikan kita pilihan untuk memandangnya dari segi cinta menyakitkan, atau bahkan cinta membahagiakan.
Comments
Post a Comment