Setiap hari aku dihantui oleh
rasa penasaran akan apa yang terjadi di masa yang akan datang. Bahkan aku sudah
menyiapkan banyak cara yang akan aku lakukan kalau saja nanti akan terjadi “apa-apa”.
Tapi tetap saja tidak ampuh karena yang akan datang tetaplah masih buram,
segala senjata yang telah tersiapkan juga tak menjanjikan untuk memadai kondisi
selanjutnya. Tapi apalah daya, kekuatiran selalu saja datang melanda.
Dahulu aku suka sekali
bergantung, berharap akan ada yang menangkap ketika aku jatuh, atau mendirikan
aku ketika aku tersandung, itu adalah sebuah rencana penghancuran diri secara
perlahan. Semakin waktu memutuskan untuk cepat berlalu, aku semakin mengetahui
bahwa tak ada yang mampu mendirikanmu kalau tidak dirimu sendiri. Sebergantung
apapun kamu merencanakannya dengan seseorang yang kamu anggap bisa, percayalah
itu semua hanya semu belaka. Kekuatiran yang datang akan selalu menghantui
lebih besar, dibanding pertolongan yang mungkin datang dari pundak tempatmu
berlabuh dan ber-tergantungan.
Aku suka berbisik pada hati untuk
tidak mengaum-aum dengan sendirinya. Selalu berteriak memberitakan keluh kesah
yang sebenarnya masih buram dan tidak menjanjikan. Aku sudah berkata pada
cinta untuk tenang, semua akan baik-baik saja. Badai memang datang, karena
memang itulah peraturan musim yang telah diterapkan, namun pasti akan ada saat
dimana badai mereda dan berganti dengan terangnya cahaya pelangi. Tapi cinta tak
percaya, dia selalu menyukai jeritannya dalam diam dan menyakiti dirinya dengan
aungan yang menggema.
Cinta, berhentilah kuatir.
Berhentilah membayangkan kekacauan yang tak pasti akan datang. Pelangi tak
pernah menjanjikan dirinya selalu ada, tapi dia pasti ada entah kapanpun itu.
Sama hal-nya dengan ini semua, cinta. Bukankah kuatir akan apapun hanya akan
menyiksa batinmu? Memberikan setiap irisan luka dibagian tubuhmu, membasahinya
dengan tetesan darah dan air mata. Kamu hanya perlu berdiri sendiri. Kamu hanya
perlu diam dan menanti, menjalani semuanya tanpa perlu harus bergantung dan
meneriaki. Tenanglah, akan ada saatnya pelangi pasti datang. Walau dia tak
menjanjikan dirinya selalu ada disetiap habisnya hujan yang turun, setidaknya
cahaya akan selalu ada untuk menerangi, mencerahkan hari kelam yang kau
ciptakan sendiri. Dengarkan aku, percayalah padaku. Berhentilah kuatir,
Cintaku. Semua ini akan terlewati dengan baik, dengan kakimu yang berpijak kuat
merekat.
Comments
Post a Comment